Jarang yang paham makna Ubudiyyah secara tahkikul Qolbi,,,semua akan terjadi begitu saja dan hempasan derajat akan membawa kita menuju paling bawah. Waspadalah akan hal ini,,,,Kelembutan seorang Mursyid, tidak bakal merepoti sekuku hitampun pada sang santri,,baik dalam masalah tenaga, harta maupun tanggung jawab. Sebab Mursyd bersifatan Ihdinas Sirothol Mustaqiim.
"Sekuat kuatnya santri dalam membantu Mursyid tidak bakal bisa istikomah" Sesungguhnya Mursyid bukan pilihan kita, tapi kitalah yang menjadi pilihan Mursyid, Sekuat-kuatnya santri tidak bakal mampu beristikomah, hanya sekedar membantu semata, maka buanglah sifat kebanggaan yang menjadikan kita jatuh tersungkur. Semua keberhasilan atas upaya dan ijin Mursyid yang membawa kita di tempatkan, bukan kita yang berharapkan dapat posisi.
Maqom Iman dan Solah, tidak bakal mampu menjadikan sejajar, apalagi sampai mengclousingkan seorang derajat Qurbah. Kecuali berakhir dengan kepala panas dingin terbebani dikemudian hari. Pintar-pintarlah memilih dalam kancah perjalanan,,bukan malah mencari sepotong Roti yang sudah kering.
Hilangkanlah makna mampu, sesungguhnya kemampuan akan di uji hingga kita diam dalam kenistaan abadi. Perjalanan tidak semudah peranan satu kelompok,,tapi perjalanan membutuhkan kematangan dan keihlasan hati yang sepadan. Taqorrub kita akan lemah jikalau mengandalkan satu kelompok, kecuali menjadi orang munafik yang mengatas namakan pribadi tanpa menyebut nama penolong dibelakangnya.
Sungguh merugi orang yang paham perjalanan namun masih mengandalkan nafsu semata. Sungguh derajat akan hancur di kala kepasrahan seorang Ahluna memasrhkan tanggung jawabnya....Bagaimana akan mampu memikul beban yang begitu besar? sedangkan untuk menyelamatkan diri saja belum mampu....Waspadalah akan jurang terjal yang baru di mulai...Pakailah JUBAH KEBESARAN dalam berthorekot sesungguhnya.......
Walana a'maluna walakum a'malukum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar