ASAL USUL KEMBANG WIJAYA KUSUMA
kembang Wijaya Kusuma, atau kembang derajat secara simbolis para kejawen, ternyata sudah ada sejak zaman Dewa, Kembang ini sangat dihormati oleh para Dewa, sebagai kembang yang memancarkan cahaya kemilauan. Bahkan dalam Prasejarah, kembang Wijaya Kusuma, dijadikan tunggangan para Dewa, diantaranya Dewa Surya, Batara Guru, Batara Shiwa, Batara Wisnu, Batara Drupadi, dan Dewa Langit.
Kisah Kembang Wijaya Kusuma, akhirnya menjadi satu legenda tanah Jawa, tepatnya pada pada tahun 1280M, dimana pada masa itu para Lelembut dan siluman Sileman, memperebutkannya. Adapun kisah Kembang Wijaya Kusuma, mulai sedikit raib sewaktu Nabi Hidir AS, menyimpannya bersamaan dengan Ma'ul Hayat di dasar laut Jawa terdalam.
Baru setelah Wali Songo, mulai bersatu menduduki pulau
Jawa, kisah kembang Wijaya Kusuma, terangkat kembali dan menjadi perebutan para jawara sakti. Dari sini para Waliyulloh, sama sekali tidak bergeming dan ternyata, seruan Wali, yang mengatakan "Wijoyo Kusuma, lahir dan matrap sa'turunane" yang kurang lebih artinya: "Wijaya Kusuma, terlahir dari para Dewa, maka akan jatuh pada keturunannya pula" Dan benar saja Kembang Wijaya Kusuma, akhirnya jatuh ditangan Mbah Kuwu Cakra Buana atau bergelar Prabu Walangsungsang bin Prabu Siliwangi, yang trah keatasnya dari keturunan para Dewa Batara Guru.
Lalu apakah sama bentuk Wijaya Kusuma sekarang dengan kepunyaan Mbah Kuwu Cakra Buana?
-Secara bentuk sangat mirip, namun secara kekuatan jauh sekali langit dan bumi. Wijaya Kusuma, kepunyaan Mbah Kuwu Cakra Buana, kembangnya berwarna Ungu keputihan dan mengeluarkan sinar terang dan mampu menyinari 7 desa sekaligus. Keunikan lainnya kembang Wijaya Kusuma, kepunyaan Mbah Kuwu ini, tidak pernah layu sepanjang zaman. Dan kini kembang tersebut di taruh di atas Imamah masjid agung Sang Cipta Rasa tingkat Imamah ke 7. (alam Thuroby) SEKILAS INFO////
kembang Wijaya Kusuma, atau kembang derajat secara simbolis para kejawen, ternyata sudah ada sejak zaman Dewa, Kembang ini sangat dihormati oleh para Dewa, sebagai kembang yang memancarkan cahaya kemilauan. Bahkan dalam Prasejarah, kembang Wijaya Kusuma, dijadikan tunggangan para Dewa, diantaranya Dewa Surya, Batara Guru, Batara Shiwa, Batara Wisnu, Batara Drupadi, dan Dewa Langit.
Kisah Kembang Wijaya Kusuma, akhirnya menjadi satu legenda tanah Jawa, tepatnya pada pada tahun 1280M, dimana pada masa itu para Lelembut dan siluman Sileman, memperebutkannya. Adapun kisah Kembang Wijaya Kusuma, mulai sedikit raib sewaktu Nabi Hidir AS, menyimpannya bersamaan dengan Ma'ul Hayat di dasar laut Jawa terdalam.
Baru setelah Wali Songo, mulai bersatu menduduki pulau
Jawa, kisah kembang Wijaya Kusuma, terangkat kembali dan menjadi perebutan para jawara sakti. Dari sini para Waliyulloh, sama sekali tidak bergeming dan ternyata, seruan Wali, yang mengatakan "Wijoyo Kusuma, lahir dan matrap sa'turunane" yang kurang lebih artinya: "Wijaya Kusuma, terlahir dari para Dewa, maka akan jatuh pada keturunannya pula" Dan benar saja Kembang Wijaya Kusuma, akhirnya jatuh ditangan Mbah Kuwu Cakra Buana atau bergelar Prabu Walangsungsang bin Prabu Siliwangi, yang trah keatasnya dari keturunan para Dewa Batara Guru.
Lalu apakah sama bentuk Wijaya Kusuma sekarang dengan kepunyaan Mbah Kuwu Cakra Buana?
-Secara bentuk sangat mirip, namun secara kekuatan jauh sekali langit dan bumi. Wijaya Kusuma, kepunyaan Mbah Kuwu Cakra Buana, kembangnya berwarna Ungu keputihan dan mengeluarkan sinar terang dan mampu menyinari 7 desa sekaligus. Keunikan lainnya kembang Wijaya Kusuma, kepunyaan Mbah Kuwu ini, tidak pernah layu sepanjang zaman. Dan kini kembang tersebut di taruh di atas Imamah masjid agung Sang Cipta Rasa tingkat Imamah ke 7. (alam Thuroby) SEKILAS INFO////
ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar