Banyak dari kita yang kurang paham makna dan niat
sunnah Qurban, sehingga menjadikan kekagagalan dalam bertransaksi di hadapan
Allah.....Niatnya baik namun ujungnya akan menjadikan racun buat kita
sendiri..Biasanya cara semacam ini kerap kita lihat setiap menjelang idul
Adha..Seperti contoh: Salah satu dari teman kita membawakan satu kambing...Lalu
ditengah jalan ditanya oleh tetangga; "Maaf itu kambing siapa?" lalu
teman anda menjawab; "Ini qurbannya A" maka cara semacam ini sudah
wajib hukumnya atau disebut wajib Qurban, alias dagingnya tidak boleh dimakan
oleh kita dan keluarga. Cara semacam ini banyak sekali terjadi di bumi
Nusantara sehingga bila kita makan dagingnya maka tidak sah qurban tadi apalagi
kedapatan amal ibadah dihadapan Allah.
bukankah Allah lebih membaca niat hati daripada kata kata kepada manusia lainnya, atau itu disebut dengan adab?>>>>betul Allah akan melihat hati tulusnya,,tapi Allah juga memberi hukum kepada manusia untuk memahaminya sehingga orang yang bijak dan paham, mereka yang hatinya ihlas dan mengikuti hukum-hukum yang dibawa kanjeng Rosululloh SAW.
Belilah kambing atau sunnah Qurban sendiri,,lalu pasrahkan kepada panitia dengan mengatakan ini sunnah Qurbanku,,dan jawablah kepada siapapun ini sunnah qurbanku (bukan ini qurbanku) kata sunnah megiringi sifat sunnah(boleh makan dagingnya) dan kata qurban, tanpa dikasih sunnah (mengiringi kata wajib=tidak boleh makan dagingnya)..
Kelebihan mustika atau pusaka bagi kita sangat membantu sekali terutama dalam keselamatan jasad dan ruh. Sebab disisi lain kita akan mengalami yang namanya lemah hasrat (malas yang berlebihan) sifat semacam ini kerap menghujat pribadi ahli bathin atau ahli dunia....tandanya,....ada orang yang sirik ke kita untuk jatuh..Nah tanpa doa dari ahlulloh khodam mustika atau pusaka tadi,,jikalau tidak kuat,,niscaya hancurlah kita,,,
Amalan istikomah bersedekah,,,,,dalam satu dalil di jelaskan "Dengan kuatnya kita bersedekah, niscaya dijauhkan dari segala gangguan",,
Untuk memudahkan dalam segala derajat ilmu.,...Rosululloh pernah berujar :"jaminlah ibumu sampai dia tersenyum penuh kepuasan, niscaya Allah, menjaminmu dalam segala bidang yang kamu inginkan",,
hafalkan asma' yang tertera pada kunci,,,,lakukan cara yang benar ecara buku panduan...arahkan dengan senyawa..niscaya kita paham akan batasannya masing masing,,,itulah keluasan senyawa…
Allah sudah menjadikan sifat Arrohman (welas asih di dunia) dan sifat Rohman di bagi menjadi dua bagian yang di ijabah-Nya. Al Hadi,,,keluar dari ajaran Rosululloh (kebajikan) Al Mudil,,,keluar dari sifat setan (kejelakakn) adapun nanti di akherat Allah hanya punya sifat Arrohiim (hanya welas asih buat ahli kebajikan semata)..
Dalam hukum suami istri ada satu yang boleh atau tidak. 1- Apabila suami belum bisa menafkohi istri dengan baik,,maka wajiblah ia menafkohi dulu sebelum kecintaan lainnya di laksanakan. Tapi apabila sang suami sudah mencukupinya,,,maka tinggalkan dia demi Ilmu Allah,,niscaya dia akan sadar sendiri…
ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?