Ingatlah kekasih Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan akherat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung (QS. YUNUS; 62-64)
Ciri daru kekasih Allah, mereka yang hatinya senantiasa berfikir ibadah, hidupnya selalu tercurah buat melestarkian agama Allah, hartanya selalu dijalankan buat kesejahteraan Islam, itulah ciri kekasih Allah sesungguhnya.
"Waliyulloh/Ma'rifat Billah, terbagi menjadi dua Golongan;
-Ahli Fakir....karena keinginannya sendiri agar tidak terganggu oleh sifat duniawi
-Ahlul Ghony/kaya....Mereka mengikuti kasbi yang oernah di jalankan oleh baginda Rosululloh SAW (yaitu berupa dagang atau menutupi dirinya dengan berjualan)
Dari dua perbedaan ini semuanya sama, bertujuan pada satu Dzatm yaitu kepada Allah SWT"
"Seungguhnya Aku (Allah) akan mencukupi bagi semua Ahli-ahliku, apa yang mereka inginkan, miskin (karena takut duniawi) maupun kaya (penopang hidup yang tenang) tiada satupun dari ahliku yang aku telantarkan, kecuali mereka memintannya?"
Sesungguhnya semua ahli Ma'rifat,
akhlak dan Imannya selalu terjaga. Barang siapa yang mengaku dirinya
Waliyulloh/Ma'rifat Billah, namun syareatnya meninggalkan Sholat atau dengan
alasan Wahdatul Wujud (sholatnya secara bathin) maka orang itu hukumnya
Ma;rifatnya setan terkutuk. Sesungguhnya semua Wali wali Allah, tiada satupun yang
meninggalkan shoolat, baik secara lahiriyyah maupun bathiniyyah.
============================================================
Dalam
dunia Spiritual, mencari mustika maupun Pusaka pemberian sekelas Auliya Kamil,
Raja dan Ratu Mulukul Ardhi, sangatlah langka. Sebab dalam kitab "Manbau
Usulul Hikmah, Karangan Al Quthbu Imam Aly Al Buny, yang punya kelebihan
belajar langsung kepada Malaikat Jibril AS, pernah menyinggung di kitabnya:
"Sesungguhnya Mustika Kamil Mukammil, hanya didapat oleh Seorang Waliyulloh
Kamil pula. adapun mustika yang tidak bertuah,,,mereka membuatnya (menggosok),
meng asma' dan mengaku ini pemberian rijalul Gaib atau lelembut lainnya."
Dijelaskan pula olehnya: "Manfaat dari mustika Pemberian langusng Ahlulloh, bisa dirasakan sampai akhir hayat, adapun tuah dari mustika Gosokon....Sama sekali manfaatnya dari keyakinan kita sendiri/pudar tiada manfaat sama sekali"
Inilah tingkatan Mustika atau Pusaka. Yang diambil dari Kitab Manbau Ususlul Hikmah, bab Al Qowy (kekuatan)
1- Rajah atau suluk. Rajahan yang dibuat untuk tujuan pengobatan, wajib di tukis memakai tinta Ja'faron. pembuatan rajahan ini tidak membutuhkan puasa melainkan wajib memahami ilmu bangsa Thobi-iyyah (mengenal kapan waktu pembuatannya) atau bukan asal asalan.
2- Batu gosokan atau batu cincin asma' secara pandangan sufi dibagi menjadi dua tingkatan.
- Tidak mempunyai manfaat kecuali terlahir dari keyakinan kita sendiri sebagai pemegangnya.
- Manfaat bila yang mengasma'nya Ahlu Bathin maqom Solah atau Ihsan (di zaman sekarang mustahil)
3- Mustika Penarikan....Secara kitab disebut tidak ada manfaatnya.
4- Mustika atau pusaka pemberian orang lahir (dari karuhun) secara kitab dibagi dua pemahaman.
-Bila silsilahnya masih komplit dari pertama yang memilikinya hingga sampai turun ke kita dan memahami pula manfaat serta cara rawatnya, maka pusaka atau mustika ini masih aktif manfaatnya.
-Bila sama sekali tidak tahu siap pemilik asal dari mustika atau pusaka yang dibberikan tadi, maka sama sekali tidak mengandung manfaat bagi si pemegang.
-Mustika atau Pusaka Khususul Khusus...Secara kitab di sebut sebagai Robitho awal (masih dasar) mustika atau pusaka ini hanya bisa di dapat dari ilafat atau bisyaroh (contoh) kita bermimpi disuruh mengambil pusaka atau mustika di tempat A, misalnya,,dan sewaktu kita kesana memang barangnya ada. cara semacam ini disebut bathin dasar.
- Mustika atau Pusaka Wahby.....Cara mendapatkannya dari pemberian langsung dari sang tokoh, tapi yang membawakan ke kita bukan asli sang tokoh melainkan khodamnya (contoh) sewaktu kita berdzikir di datangi seseorang yang membawakan mustika atau pusaka...Dia bilang saya disuruh oleh Kanjeng Sunan Kali Jaga untuk memberikan mustika ini (kata kata disuruh) berarti menunjukkan bukan Mustika atau pusaka berkelas satu, tapi masih ke tingkat wahby.
-Mustika atau pusaka Keakraban.....Atau biasa disebut Mustika atau Pusaka tertinggi Wilayah...Bagi mereka yang sudah sangat dekat antara manusia dan bangsa Raja gaib,. biasanya kedekatan mereka berujung dengan pemberian secara langsung. Nah pemberian secara langsung inilah (yang memberi langsung sang Tokok) disebut sebagai Wilayah..
Adapun dampak dari mustika Gosokan yang mengaku dari bangsa Raja atau ratu, nyatanya asal ngomong semata. secara kitab Manbau Usulul Hikmah, dijelaskan; "Barang siapa yang memiliki suatu mustika atau pusaka yang mengatas namakan pemberian dari para Rijal (penguasa bumi) namun nyatanya gosokan (rekayasa) maka seluruh keluarganya lambat laun akan tertutup hal kerejekian, mudah terserang penyakit panas (anak anak kita) dan banyak masalah dalam keluarga dikemudian hari. "Al Kadzibu Qowwamuna Alan nUksoni" Artinya....Sesungguhnya berbohong dalam menyebut sifat agung (milik Ahlulloh yang disebutkan) akan menjadikan bencana bagi keluarga kita sendiri di kemudian hari,.
Dijelaskan pula olehnya: "Manfaat dari mustika Pemberian langusng Ahlulloh, bisa dirasakan sampai akhir hayat, adapun tuah dari mustika Gosokon....Sama sekali manfaatnya dari keyakinan kita sendiri/pudar tiada manfaat sama sekali"
Inilah tingkatan Mustika atau Pusaka. Yang diambil dari Kitab Manbau Ususlul Hikmah, bab Al Qowy (kekuatan)
1- Rajah atau suluk. Rajahan yang dibuat untuk tujuan pengobatan, wajib di tukis memakai tinta Ja'faron. pembuatan rajahan ini tidak membutuhkan puasa melainkan wajib memahami ilmu bangsa Thobi-iyyah (mengenal kapan waktu pembuatannya) atau bukan asal asalan.
2- Batu gosokan atau batu cincin asma' secara pandangan sufi dibagi menjadi dua tingkatan.
- Tidak mempunyai manfaat kecuali terlahir dari keyakinan kita sendiri sebagai pemegangnya.
- Manfaat bila yang mengasma'nya Ahlu Bathin maqom Solah atau Ihsan (di zaman sekarang mustahil)
3- Mustika Penarikan....Secara kitab disebut tidak ada manfaatnya.
4- Mustika atau pusaka pemberian orang lahir (dari karuhun) secara kitab dibagi dua pemahaman.
-Bila silsilahnya masih komplit dari pertama yang memilikinya hingga sampai turun ke kita dan memahami pula manfaat serta cara rawatnya, maka pusaka atau mustika ini masih aktif manfaatnya.
-Bila sama sekali tidak tahu siap pemilik asal dari mustika atau pusaka yang dibberikan tadi, maka sama sekali tidak mengandung manfaat bagi si pemegang.
-Mustika atau Pusaka Khususul Khusus...Secara kitab di sebut sebagai Robitho awal (masih dasar) mustika atau pusaka ini hanya bisa di dapat dari ilafat atau bisyaroh (contoh) kita bermimpi disuruh mengambil pusaka atau mustika di tempat A, misalnya,,dan sewaktu kita kesana memang barangnya ada. cara semacam ini disebut bathin dasar.
- Mustika atau Pusaka Wahby.....Cara mendapatkannya dari pemberian langsung dari sang tokoh, tapi yang membawakan ke kita bukan asli sang tokoh melainkan khodamnya (contoh) sewaktu kita berdzikir di datangi seseorang yang membawakan mustika atau pusaka...Dia bilang saya disuruh oleh Kanjeng Sunan Kali Jaga untuk memberikan mustika ini (kata kata disuruh) berarti menunjukkan bukan Mustika atau pusaka berkelas satu, tapi masih ke tingkat wahby.
-Mustika atau pusaka Keakraban.....Atau biasa disebut Mustika atau Pusaka tertinggi Wilayah...Bagi mereka yang sudah sangat dekat antara manusia dan bangsa Raja gaib,. biasanya kedekatan mereka berujung dengan pemberian secara langsung. Nah pemberian secara langsung inilah (yang memberi langsung sang Tokok) disebut sebagai Wilayah..
Adapun dampak dari mustika Gosokan yang mengaku dari bangsa Raja atau ratu, nyatanya asal ngomong semata. secara kitab Manbau Usulul Hikmah, dijelaskan; "Barang siapa yang memiliki suatu mustika atau pusaka yang mengatas namakan pemberian dari para Rijal (penguasa bumi) namun nyatanya gosokan (rekayasa) maka seluruh keluarganya lambat laun akan tertutup hal kerejekian, mudah terserang penyakit panas (anak anak kita) dan banyak masalah dalam keluarga dikemudian hari. "Al Kadzibu Qowwamuna Alan nUksoni" Artinya....Sesungguhnya berbohong dalam menyebut sifat agung (milik Ahlulloh yang disebutkan) akan menjadikan bencana bagi keluarga kita sendiri di kemudian hari,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar