Suatu ketika beliau berjalan dengan salah satu muridnya, tepatnya di puncak gunung Ciremai, tepat sampai diatas puncak,,waktu dhuhur telah tiba,,maka keduanya sholat berjamaah bersama.
Seusai sholat, sang Sunan bertanya: "Wahai muridku,,apa
yang di sebut sholat?" terangnya. Maka sang murid pun menjawab:
"Menghadap kepada Allah ya Syeikh" Lalu sang Sunan bertanya kembali:
"Sewaktu menghadap Allah, semua mahkluk wajib dalam keadaan suci baik
lahir maupun bathin, apakah selama ini dirimu merasa sudah tidak mempunya dosa
sehingga berani kau mengatakan menghadap Allah" maka sang murid hanya diam
seribu bahasa. Lalu sang Sunan bertanya kembali: "Bagimana bisa siapapun
orangnya akan bertemu dengan Allah diakherat kelak, sedangkan dalam diri kita
masih terselimuti dosa dan alpa, sebab Allah pernah berujar, Yang akan kuterima
amalnya bagi para hambaku kelak,,mereka yang sudah tidak mempunyai dosa sama
sekali (Fitroh/bersih dari dosa)
Sang Sunan pun meneruskan ajaranya pada sang murid:
"Bila kamu ingin akhir dari penutup usiamu tanpa di hisab oleh
Allah,,,maka ikuti ajaranku dalam dua tahap: 1- sewaktu akan menjelang
tidur,,,,renungkan waktu sebelumnya, apakah siang tadi ucapan kita ada yang
menyakiti sesama mahluk lain, apakah kita menjalankan sifat dosa dan apakah
makan kita bukan bagian dari kerja yang bersih,,,,,menagislah disitu sehingga
hati dan pikiranmu lunak dan menjadikan kehati-hatian. 2- sewaktu sedang menghadapi
sakit ingatlah terus dengan membaca asma' Allah, sehingga sewaktu kita
meninggal,,nama Allah yang kita ucapkan tadi menjadi suatu SK di hadapan-Nya.
Paling mudah mengajarkan ilmu bathin kepada orang yang
hatinya lemes dari pada terhadap orang yang hatinya keras. Sebab namanya ilmu
bathin,,tentu hubungannya dengan bathin pula. Bila bathin tidak
dijaga,,,niscaya ilmu akan ketarik ke sifatnya yang menjadikan orang itu fakum
dalam kebimbangan selamanya.
Syarat menguasai ilmu bathin terbagi menjadi 3 tingkatan:
(1) merangkul hatinya sendiri agar bisa menerima segala ucapan gurunya dan
tidak boleh membantah baik akibat beda pandangan. Sebab cara semacam ini
disebut nur ala nur,,,yang artinya menyerap ilmu terlebih dahulu dan memahami
ketidak tahuannya hingga baru memhami latar belakang sifat ajaran itu sendiri.
· 2-
jangan melihat kebelakang atau menoleh kepada teman lainnya. maksud dari kata
bahasa ini,,,setegas apapun ajaran sang guru,,wajib kita menerimannya tanpa
melibatkan orang lain yang bukan hakknya antara guru dan murid.
3- Sebelum memahami betul arahan guru,,jangan sesekali
melibatkann diri dalam urusan pribadi atau masalah lainnya yang menjadikan
fakumnya sifat ilmu atau malas mengajarkan kepada sang murid. Dari ke tiga ini
di sebut sebagai bahan dasar menuju kasih sayang sang guru untuk menjadikan
muridnya menguasai sepertiga dari pelajaran pertama menuju Dhohirul Bathin
(awal memahaminya ilmu dasar bathin)
Adapun kuat tidaknya seorang murid dalam memahami ilmu
bathin,,semua tergantung dari dasar dan kasih sayang seorang guru yang
membimbingnya. Sebab lemahnya sifat murid,,guru yang akan menambalnya. ketidak
tahuan seorang murid, gurulah yang mengisinya. Kecuali bagi para santri yang
hatinya sudah bagian dari perwatakan sifatnya yang keras,,akan sangat sulit
bisa masuk secara keseluruhan ilmu fil bathin.
Inilah spesikasi pembelajaran dan masuknya ilmi bathin,
diambil dari kkitab Manbau Usulul Hikmah, karangan Imam Aly Al-Buny: 1- Nurut
dan patuh akan titah sanga guru,,,,bagian dari kesempurnaan pembelajaran ilmu
bathin, sifat ini bisa meneriam 1/4 dari ilmu guru, terhitung satu tahun
lamanya belajar. 2- Mengakui gurunya dan tidak berpaling dari akidahnya, cara
semacam ini akan bisa menyerap 1/3 dari ilmu bangsa talaqqo. 3- Menncegah
keluarnya sifat pribadi dan menjagan semua permasalahan hidupnya denagn diam,
ini bagian dari kewajiban pencari ilmu bathin dan cara semacam ini di sebut
sebagai wadah jasmani kita. Apabila kita tidak mampu menjaga sifat dan masalah
sendiri, maka tidak akan mampu pula menjaga keilmuan bathin yang kita pelajari.
4- Menjauhi semaksimal mungkin Huddu (dendam) terhadap siapapun, karena siafat
semacam ini akan menghancurkan seluruh ilmu bathin yang ada dalam tubuh kita
(bisa secara lahir namun koson secara bathin) atau akan sia sia belaka.
Hancurnya ilmu bathin sampai ke akar akarnya, terjadi karena
(7) masalah. 1- Huddu atau dendam. Secara Hadist Qudsi, Rosululloh SAW, pernah
berkata. Terlahirnya dendam akan membawa 5 masalah yang menghancurkan hidupnya
sendiri, yaitu, akibat dendam, kita jadi jauh dengannya. ini disebut ujubiyyah.
Karena dendam akan menjadikan kita resah dan takut bertemu, ini di sebut orang
yang kurang membawa keimanan. karena dendam akan menghasilkan fitnah atau
obrolan yang menjelekkan terhadap sesama temannya (mempergunjing) ini yang
dinamakan hasud atau dengki. karena dendam akan melahirkan sifat
syafaqoh/kelembutan hati, ini yang dinamakan Takabbur atau rusak hatinya dan
karena dendam akan melahirkan perpecahan antar umat manusia, ini yang dinamakan
min ahli sayatien.
2- Berbohong demi dirinya agar tidak disalahkan terhadap
tatapan mata orang banyak. 3. Masalah keluarga atau pribadi dibuka secara umum
hingga mereka yang melihatnya bisa paham permasalahan sesungguhnya,,ini yang disebut
pamer diri. 4- Menang sendiri tanpa berpegang pada akidah atau hukum
agama,,,inginnya selalu benar dan tidak mau disalahkan,, semacam ini disebut
sifat Sombong (ANA) 5- Menyepelekan orang lain dan beranggapan dirinya benar
tapi tidak mau menerima kebenaran dari orang lain. 6- Mengambil enaknya saja
tanpa mau berintropeksi diri. dan yang terakhir 7- Tidak patuh pada sang guru
atau seolah menyepelekannya dengan ide, teorinya sendiri tanpa berfikir
keras,,kemana tujuan dan arahannya,,langsung mengambil kesimpulan sepihak tanpa
mau disalahkan.....Naudzu billahi min dzalik.
ADAKAH
SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar