banyak orang yang beranggapan, bertemu dengan ahlu gaib atau para pemuka zaman dahulu kala, adalah suatu kehebatan/kebanggaan tersendiri. Ada juga yang kebablasan karena bangganya bila mereka sampai bermimpi dengan para Wali dan mendapat wejangannya.
Apakah hal semacam itu adalah derajat? jawabannya adalah
bukan? ..............Syeikhina pernah berujar yang dianggit dalam kitab Insanul
Kamil, karangan Imam Ibrohim. Sewaktu aku bertanya padanya seputar mimpi yang
menjadi kenyataan: "Ya Syeikh,,tadi malam aku bermimpi diberi satu batu
oleh Kanjeng Wali.......dan setelah bangun,,apa yang kumimpikan jadi kenyataan,
batu itu ada disampingku" Lalu sang guru menjawab: "itu semua adalah
Kadzib/bohong, dari pekerjaan Jin hitam yang akan mengelabui pikiran dan mata
kita" Disini aku kurang puas dengan jawaban guru: "Ya Syeikh
bagaimana dijawab kadzib/bohong, orang kenyataannya wujud nyata" Lalu sang
guru menjawab kedua kalinya: "Tidak ada seorang Wali yang memberikan dalam
keadaan kita tertidur, sebab semua Wali, hatinya terbangun, sedangkan Allah,
telah berfirman, dimana kita mewujudkan suatu yang tidak wujud menjadi wujud
adanya, namun dalam keadaan tidak terjaga, maka semua itu bagian dari
Al-Mudilnya hamba yang tidak bertanggung jawab (syaitan)"
Pada suatu hari aku bertanya kembali seputar mimpi: "Ya
Syeikh,,,,aku mendapat suatu derajat dari seorang Wali bernama.......beliau
berujar, terimalah derajatku,,,sesungghunya kau pantas menerima gelar
itu.............." lalu sang guru menjawab: "Itu semua adalah
Kadzib/bohong" Aku tak puas dengan jawaban guru, maka kusodorkan sebagai
satu jaminan bahwa mimpiku itu adalah benar, yaitu sebuah batu merah delima,
pemberian sang Wali tersebut. Maka sang gurupun menjawab: "Sesungguhnya
tiada derajat bagi siapapun kecuali pengakuan dari Mursyidnya sendiri, sebab
yang wajib memberikan derajat bagi orang yang masih hidup adalah orang yang
hidup pula, dan derajat siapapun baru dikatakan derajat sesungguhnya, apabila
Mursyid itu sendiri yang mengatakan, sebab feed/isyaroh, akan datang lebih
dahulu ke guru, dari pada ke Muridnya"’
Syarat Menjadi Mursyid:
1- Dhaukun Sorih (rasa yang benar/ berpegang pada keseluruhan hukum Allah, Syareat, Thorekot dan Hakekat)
2-Ilmun Soleh (pengertian dan pemahaman yang soheh/ucapannya tida karangan melainkan berpedoman pada akidah dan hukum Al-Qur'an)
3- Himmatun Aliyyatun (Keinginan yang kuat dan berpijak pada Mursyid lahir)
1- Dhaukun Sorih (rasa yang benar/ berpegang pada keseluruhan hukum Allah, Syareat, Thorekot dan Hakekat)
2-Ilmun Soleh (pengertian dan pemahaman yang soheh/ucapannya tida karangan melainkan berpedoman pada akidah dan hukum Al-Qur'an)
3- Himmatun Aliyyatun (Keinginan yang kuat dan berpijak pada Mursyid lahir)
4- Hallatn Mardiyatun (setiap tingkah laku kita dipikirkan/
yang diridhoi Allah) 5-Basiratun Nafidzatun (pandangan bathin yang tajam/peka
dalam segala hal, baik yang bersifat benar atau salah secara tingkatannya)
Sedangkan orang yang tidak bisa dijadikan guru: 1- Aljahlu
bidin (tidak mengerti hukum agama tapi sok mengaku ngerti/ lisan yang berhukum
semaunya sendiri/asal ngomong) 2- Wa0-isqotu hurmatil muslimin (tidak bisa
menghormati kemulyaan orang islam/suka menghujat kepribadian orang lain
terutama dalam hukum dan kepribadian) 3- Wadukhulu fimalayanih (senengnya
mengerjakan sesuatu yang kurang bermanfaat) 4- Ittibaul hawa fi kulli syaikh
(selalu mengikuti hawa nafsunya/berandai, tanpa paham apa yang dikehendakinya
secara hukum dan pegangan Al-Qur'an) 5- Wasu-ul khuluki min ghoiri mubalatin
(tidak peduli dengan kejelekannya/selalu inginnya menang karena banyaknya
massa/ngaku pintar)
Mengenal suatu ilmu dan pembelajarannya, itu akan bermanfaat
bagi kita jikalau hanya sekedar menjalankan tanpa pamrih adanya keberhasilan
dan keinginan, sebab penghalang masuknya ilmu ke dalam tubuh kita itu terjadi
karena banyaknya keinginan akal (dipikirkan) Intinya; "bila ingin berhasil
dalam mengenal ilmu agung, jalani secara istikomah dan biarkaan Allah sendiri
yang menempatkannya bukan kita yang meminta"
ilmu dibagi 2 kategori, 1-Ilmu tahkik (melalui pengijazahan
dan riyadho) 2- ilmu wusul (tanpa melalui talaqqo/pengijazahan . Hal semacam
inibuuh waktu 30 tahun untuk menguasainya)
antara guru dan murid tidak langsung saling membutuhkan,
butuh proses, waktu, dan pengenalan secara lahir dan bathin. Dimana guru
membutuhkan sesuatu, maka sang murid lebih dulu menyediakan dengan segenap jiwa
dan raga, materi dan tenaga. Bila istikomah sudah dijalankan, niscaya jangankan
murid meminta, apapun keinginan sang murid walau belum dicetuskan, guru akan
lebih tahu dahulu sebelum hati kita bertanya. Inilah yang disebut Tobaqo an
tobaq.
Untuk daerah Cirebon dan bisa dijadikan guru salah satunya
adalah Abah Tohir, Pegagan. Habib Toha Arjawinangun. Abah Tohir Jagasatru dan
Abah Udin Gesik. semua adalah bagian dari Ahlulloh, yang tidak diragukan lagi
ilmu dan waro'nya kepada Allah
Kalau Jakarta, pegang saja Habib Munzir, beliau kedapan
Rohmat sebagai ahlulloh asbab, di tahun ini,,,,,,,berawal dari keihlasannya
mengangkat keagungan Rosululloh SAW, lewt mauludan Akbar kemarin.
Bertemu dan tidaknya kita dalam mengarungi ilmu a'dzom, gak
usah kita pikirkan, yang penting tabarrukan di tempatnya dengan khusus' dan
karena Allah. Sebab Hadist Rosululoh, mengatakan:Berdiam sebentar dikediamanya
orang yang dapat anugerah dari Allah, akan menjadi suatu bukti di akherat
kelak, bahwa saya bagian dari naungannya ahlulloh wa ahlu Rosul.
di Kalimantan, Guru besar Sohibul Wafa, beliau ahli Thorekot
Naqsabandy Qodriyyah, namun beliau kini sukut/ujlah, karena udzur akibat
usiannya yang sudah kepala 90. Untuk Medan, wallohu a'lam, kang
Seorang murid bertanya kepada gurunya tentang sebuah
derajat Waliyuloh: "Ya guru...bagaimana kepribadian seorang waliyulloh
dimata manusia pada umumnya" lalu sang guru menjawab: "Dikala sedang
menerangkan hukum Allah, mereka sangat tegas melebihi tegasnya harimau, dimana
dia sedang berbaur dengan manusia, mereka lembut dan sangat periang, dimana
mereka sedang sendirian, maka yang dilakukannya hanya bertafakkur"
Dimana sedang bersama anaknya, mereka sangat lembut dan
penuh dengan canda tawa, dimana mereka ditanya seputar pribadi manusia, mereka
menjawab ala kadarnya atau sedikit ketus, dan dimana mereka sedang berkumpul,
niscaya semuanya akan terdiam.
Seorang murid bertanya: "Bagaimana hati dan
pikirannya seorang Waliyulloh di setiap harinya" lalu sang guru menjawab:
"Setiap detiknya tak lupa akan asma' Allah, yang selalu dibacanya dalam
hati"
Seorang murid bertanya kepada gurunya: "Apa yang paling
di kagumi oleh pribadi Waliyulloh, dalam sifat manusia pada umumnya" lalu
sang guru menjawab: "memberikan sebagian hartanya buat kepentingan umat
banyak" Lalu sang murid bertanya kembali: "seperti apakah itu?"
"Menjadikan masjid cepat selesai, menjadikan pesantren cepat terbangun dan
menjadikan majlis cepat ditempati, sesungguhnya orang semacam itu jaminannya
surga"
Seorang murid bertanya kepada gurunya: "bagaimana
sholatnya seorang Waliyulloh?" lalu sang guru menjawab: "Sesungguhnya
sholatnya seorang Wali, mereka tidak pernah meninggalkan Al-Qur'an, sebelum 10
Juz, dibacanya dalam satu sholatan"
Banyak orang yang mengaku murid A,B maupun C. sedangkan
sesungguhnya orang semacam itu tidaklah tahu bagaimana susahnya menjadi seorang
murid, karena sesungguhnya murid hanya satu orang dalam suatu perkumpulan
seorang Mursyid. Lainnya bagian dari Al Hak Nabihim.
Inilah adab murid kepada gurunya:
Inilah adab murid kepada gurunya:
- Harus selalu mendampingi gurunya secara bathin, dimana
guru membutuhkan sesuatu, maka murid wajib menyediakannya secara keseluruhan
-Murid tidak boleh duduk sewaktu guru berdiri kecuali dengan
ijinnya.
-Murid tidak boeh tidur sejajar berdampingan dengan gurunya
kecuali hanya dalam keaadan darurat.
-Murid tidak boleh banyak biccara dihadapan gurunya walau
menanyakan hal yang penting, walau dalam bicara guru memperbolehkannya, hal ini
ditakutkan tidak bisa menjaga adabnya murid.
-Murid tiak boleh duduk ditempat gurunya/tempat sajadahnya.
-Murid tidak boleh duduk di kursi gurunya walau sang guru
sudah mempersilahkannya.
-Murid tidak boleh meminjam benda gurunya walau hanya satu
detik, seperti tasbih, cincin, baju, sorban dan lainnya, dikarenakan sangat
su-ul adab.
-Murid tidak boleh meminta amalan atau pengijazahan kecuali
sang guru sendiri yang memberikan.
-Murid tidak boleh bepergian jauh atau menikah atau
bertandang ke kyai lain tanpa ijin sang Guru.
-Murid tidak boleh bersalaman dengan gurunya apabila tangan
guru sedang memegang sesuatu, kecuali kalau gurunya menaruh benda tersebut,
karena semacam ini apabila dilakukan sangat tidak punya tatakrama.
-Murid tidak boleh berjalan sejajar atau di depan sang guru
-Murid tidak boleh menyebutkan kebaikan gurunya didepan
orang yang kuang suka, dikawatirkan akan menjadikaan cacai maki yang akan
menghambat kita menuju Alah SWT.
Seorang murid bertanya: "Bagaimana ingin menjadi
seorang Waliyulloh?" lalu sang guru menjawab: "Jangan tinggal
istigfar 10.000x disetiap malamnya, dan jangan tinggal baca Al-Qur'an satu
khataman disetiap minggunya serta jangan tinggal bersodakoh disetiap harinya,
niscaya orang semacam itu Wali maupun bukan,,,,Allah telah menempatkannya
sebagai hamba Waliyulloh"
Hancurnya sifat dan derajat manusia, keumuman terjadi karena
dua hal,,,,,Ucapan yang suka menggerutu...Pemimpin yang sebagian besar uangnya
untuk keluarganya sendiri. Dan sebaiknya manusia adalah mereka yang
memahaminya.
Hancurnya suatu perkumpulan, karena pemimpinya masih butuh
uang dari hasil mereka.
Selamatnya Organisasi, tergantung Thoma' tidaknya sang
pemimpin....Bila pemimpin masih makan dari hasil perkumpulan walau hanya satu
persennya dari hasil keringat mereka, niscaya dengan sendirinya semuanya akan
bubar. seperti sewaktu sahabat Anas bertanya kepada sahabat Abu Bakr Siddik:
"Apa yang menjadikan suatu perkumpulan tidak bertahan lama?" maka Abu
Bakr, menjawabnya: "karena pemimpinya masih mengharapkan suatu keuntungan
dari yang dikelolanya" kelolahnya"
Pakaian kebesaran dihadapan Allah, dalam memphon tujuan
hidup, salah satunya: "Imamah hitam, sebagai lambang meminta doanya cepat
dikabul" "Imamah warna merah, lambang dari permohonan derajat
tertinggi" "imamah warna Hijau, lambang dari permohonan untuk tujuan
ilmu"
"Imamah warna putih, sebagai lambang ingin dekat dengan
para Rosul, Malaikat dan Allah SWT" "Imamah warna Pink/merah mudah,
lambang dari permohonan duniawi" "Imamah warna biru, lambang dari
permohonan kita supaya banyak rejeki" "Imamah warna kuning, lambang
dari kerejekian supaya jangan sampai jatuh"
Imamah bisa digunakan di kamar pribadi dan bukan diluaran,
walau dalam Hadist Qudsi sudah dijelaskan: "Siapa yang memakai tiga baju
dalam bersholat maupun berdzikir, niscaya pahalannya 70x lipat dari memakai
baju seperti biasanya" Yang dimaksud tiga baju disini, Jubah, baju
panjang, dan kaos dalam. "dan siapa yang memakai Imamh, niscaya Allah akan
melipat gandakan pahalanya 70x lipat lagi"
Imamah, adalah alat ikat kepala (sorban)
Inilah maqom manusia yang wajib dahulu di siksa. Maqom
syareat. Maqom Iman. Maqom Solah. (fimaqola kitab Bahrun Bimaujin)
Yang dinamakan Maqom Islam adalah, mereka mau menjalankan
sholat lima waktu dan kewajiban lainnya, namun hati dan mulutnya masih tidak
bisa dijaga dari sifat iri maupun dengki, mudah tersinggung, mudah mencaci
maki, mudah menyalahkan orang lain dan mengaku berpegang pada Al-Qur'an, namun
tidak bisa menjalankannya. benar menurut dirinya sendiri....
Yang dinamakan maqom Iman adalah, mereka sangat tawakkal
akan perintah Allah, menjalankan rukun Islam semuanya, dan hatinya selalu ingat
kepada Allah,,namun golongan ini masih belum mampu menerima cobaan
kefakiran/jidup miskin, masih menggerutu dalam masalah materi maupun kehidupan
dan masih mempunyai sifat resah dalam menghadapi sifat hayat/ kehidupan di
dunia.
Yang dinamakan maqom Solah adalah, mereka sangat senang
dalam beribadah, dan selalu mengembalikan apapun kepada Allah, hatinya tidak
goyah dan mulutnya selalu berucap asma Allah, namun amalnya masih mengandalkan
nafsu akliyahnya bukan lepas karena Allah semata, sehingga dalam hukum Tauhid,,,,golongan
semacam ini pada akhirnya akan cepat dipindahkan dari api neraka menuju Surga
Wahiyyah (surga ke empat) inilah susunan maqom yang wajib menerima hisab (fi
maqola Syeikhun Kamil)
Sedangkan maqom yang angsung dapat penghargaan surga terhitung
dari Maqom Ihsan (Wali pemula) Syahadatul Kubro (Wali Kamil) Siddikiyyah (Wali
Kamil Mukammil) dan maqom Qurbah (Wali Wilayah)
Bila kita hidup harus pusing karena amal, itu memang
seharusnya. dan bila kita harus menangis dan menjerit karena dosa, itu juga
sudah seharusnya. Karena apa yang akan kita berikan kepada yang sudah
menciptakan kita kelak (Allah) kalau bukan kemaksiatan dan
goflah/mengingkarinya.
Banyak orang Alim, banyak pula orang ternama, mereka sangat
tenar dan berpengaruh,,,,itu menurut pandangan manusia dalam menilai pribadinya
,, tapi belum tentu menurut pandangan Allah SWT.
Rosululloh SAW. pernah berkelakar dengan para sahabatnya,
sewaktu melewati gurun pasir, disitu Rosululloh SAW, melihat ada bangkai
keledai dengan kupingnya yang sudah hampir putus dan dadanya sudah mulai
terlihat penuh belatung, lalu Rosululloh SAW, sambil bercanda, bertanya kepada
sahabatnya: "siapa yang mau beli bangkai keledai itu wahai sahabatku"
lalu mereka saling pandang dan bersamaan menjawab: "Mungkin di kasih-pun
kami gak mau ya Rosululloh?" sambil senyum Rosululloh bertanya kembali:
"Kenapa wahai sahabatku" mereka serempak menjawab "Jijik ya
Rosulullloh" "Nah itulah amal manusia,,,terang
Rosulluh....."Bagaimana Allah, akan menerima amal kita bila tubuh kita
penuh belatung seperti keledai tadi? sedangkan Allah pernah berfirman,,,,yang
akan kuterima amalnya hamba, mereka telah terlebih dahulu bersih badan dan
hatinya" lalu kalau kita berfikir uas,,,hampir semua mayat yang ada,
pengecualian ahli Ma'rifat,,,,,sebelum satu tahun pun,,,mereka sudah menjadi
tengkorak. Dan proses tengkrak ini melalui belatung yang menghancurkan tubuh
kita......berarti kita tergolong di terima tidaak???????//
semua wajib melalui hisab akherat wahai Ust,, jay. Dan
menurut Imam Ibnul Arobi......hisab di akherat satu hari di dunia 50.000,-
tahun hisab di akherat, dan yang paling indah dalam hisab ini adalah, setiap
detiknya tubuh kita akan hancur sebanyak 1000x kehancuran,,,Subhanalloh...
Sesungguhnya gemerlap dan kedudukan duniawi, bukanlah
jaminan menuju khusnul khotimah. Dan diantara 7 derajat duniawi yaang paling
dahulu di azab Allah, adalah Ulama, Orang kaya, Pejabat pemerintah, Pendakwah,
Ahli Sholat, ahli Bersodakoh dan orang fakir.
Yang dimaksud 7 golongan ini: Ulama, yang hatinya bangga
akan massa banyak. Orang kaya, yang jauh dari sifat bersodakoh, Pejabat
Pemerintah, yang membanggakan jabatannya, Pendakwah, yang selalu menghujat
sesamnaya, Ahli sholat, yang tidak mau di ajak bicara sombong) Ahli bersdakoh,
yang hati dan pikirannya bangga atas sodakohnya (bangga di hadapan manusia) dan
Orang fakir, yang tidak menerima kesabarannya.
Sejarah Batu SK. Dalam dunia supranatural, di sebut sebagai
mustika tanpa tanding. Arti SK sendiri, adalah bagian nyawa dari si pemilik,
seperti contoh. Mbah Kuwu Cakra Buana, punya 100 mustika, dan hanya satu yang
selalu dipakai atau sebagai wasilah yang paling di sukai, karena alasan
kesaktian, derajat dan lainnya. nah ....yang satu inilah di sebut sebagai
SK.......
Dalam mencari mustika SK, sesakti apapun manusia tidak akan
bisa mengambilnya, karena mustika SK, disini hanya bisa dimiliki oleh seorang
Waliyulloh Kamalat. Seperti pada zaman Raja Harun Arrosyid: Kala itu sang raja,
sangat menginginkan mustika derajat dari langit ke -6, yang selalu di
impikannya setiap malam. Namun apa yang diharapkan tiada pernah kesampaian
sehingga beliau memberikan mandat pada seluruh wadyabala Istana untuk
mengumumkannya sebagai berikut: "Bagi siapa yang mendapatkan mustika
derajat dari langit ke -6, maka siapapun orangnya akan mendapatkan hadiah yang
sangat besar" Berbulan-bulan tiada satupun yang datang untuk menyampaikan
warta berita atas kemampuannya mengambil mustika derajat langit ke-6. Pada
suatu hari,,,,,datanglah seorang pengemis yang ternyata adalah nabi Hidir AS:
"Wahai Raja,,,bila anda menginginkan mustika derajat dari langit
ke-6,,,carilah Waliyulloh, yang sedang mempunyai hakkul adami/ hutang
piutang,,,,sesungguhnya hanya mereka yang mampu mengambilnya atas ijin Allah,
sebab tidak ada Wali yang mau mengambil sifat fana'/rusak....dari sekedar batu,
kecuali Wali yang sedang membutuhkan uang buat menutupi haknya sebagai manusia
pada umumnya" Dengan bantuan para ulama istana,,,,mereka mufakat untuk
mencari Imam Sya'roni bin Al Haj Maemun,,,seorang ulama yang kehidupannya hanya
mencari hutang piutang dari para tetangganya.........maka dengan mudahnya para
pembesaar istana memerintahkan Imam Syaroni untuk datang menghadap sang raja,
sesampainya dihadapan raja: "Wahai Imam yang dimulyakan Allah, mampukah
engkau mengambilkan mustika yang selalu menjadi impianku setiap malam?"
lalu sanga raja memperjelas permasalahannya hingga sang Imam tadi paham betul
"Raja,,,,,aku akan ambilkan mustika itu,,,namun mampukah anda membayarkan
semua hutangku hingga lunas" raja harun Arrosyid,,langsung mengannguk
setuju. Maka secepat kilat atas ijin Allah......mustika itu sudah berada di
tangan sang Imam???????????????
Para Wali juga pernah berkata lewat Tulisan Kitab
Insanul Kamilnya Mbah Kuwu Cakra Buana: "Bila aku bisa memohon kepada
Al-Halik,,mungkin aku tidak butuh dengan wasilah, namun semua itu bagian dari
mustahilnya manusia hingga aku percaya dan Iman akan wasilah, sebab wasilah
bagian dari Iman manusia, sedangkan Allah, bagian dari ijabnya suatu
wasilah"
Semua kitab Tauhid juga membahas tentang arti wasilah:
"Apapun yang dibentuk oleh Allah atau lewat manusia, semua hanyalah
wasilah keluhuran bagi manusia, namun bila kita dihadapkan pada suatu yang
tidak mampu, maka kembalikanlah semuanya karena Allah,,bukan karena wasilah.
Sesungguhnya wasiah bagian dari ekkuatan manusia"
Wasilah adalah hal yang paling penting di dunia,,tanpa
wasilah,,,hidup kita akan hancur. Sebab Imam Gozali juga pernah berkata:
"Aku tidak bisa hidup tanpa wasilah,,,sesungguhnya aku tak mampu belajar
langsung kepada Allah, Tuhanku,,,!!!!!Kecuali semuanya melalui wasilah manusia
lain yang menjadi guruku"
Tholabul Ilmi faridho Ala kulli muslimin wal muslimat/
mencari ilmu adalah hukumnya wajib bagi mereka kaum muslimin dan muslimat.....
· Syarat mencari ilmu,,,adalah taat kepada guru. Mau
berbagi rasa dalam pengalaman dan hilangkan sifat angkuh. Belajar semangat dan
menurut tanpa membantah.
Dalam kitab Ruhul Anam, dijelaskan: "Sesakti apapun
manusia,,mereka akan punah dan ilmunya akan raib seketika,,walau sebelumnya
mereka punya bathin kuat dan berteman kental dengan raja atau ratu gaib
sekalian,,,,ilmunya akan menjadi dasar bila dalam pencarian ilmu,,kesombongan
hati masih terlestari...."
Dan inilah tahapan ilmu: - Islam,,adalah ilmu dasar untuk
suatu pengembangan pengetahuan kepada sifat Hakkun Nas (kewajiban manusia)
maqom ini masih terlestari sifat sombong dan menang sendiri menurut pikirannya
dan bukan tergolong para ahli hukum yang di istimewakan. - Iman,,adalah dasar
keyakinan suatu ilmu,,golongan ini hatinya mulai lemah dan inginnya selalu
belajar terhadap guru lahir, pengetahuannya masih sebatas hukum yang belum
sempurna. hatinya masih resah, sifatnya masih sombong dan angkuh. Golongan ini
bagian dari tingkat rendah. -Solah,,adalah bagian dari suatu penjiwaan ilmu
agung,,hatinya sangat lembut dan sudah memahami tentang 3 sifat alam (duniawi,
bangsa Jin dan bangsa Wali) namun golongan ini juga masih dikatakan rendah,
karena masih mengandalkan sifatnya bukan mengandalkan karena Allah semata. -
Ihsan,,,adalah maqom level aman pertama, golongan ini sifatnya memberi, bijak
dalam bertutur, tida pernah menyakiti, tegas dalam berprinsip,bodoh dan merasa
kecil dihadapan setiap manusia karena yang dilihatnya semuanya baik atas
Afalnya Allah,,,,hatinya bersih,,pikirannya hanya untuk kebajikan,,,dan
golongan ini bukan kita yang mencari ilmu,,namun ilmu itu datang
sendiri,,,,,,,tiada hijab baginya, dan tiada resah dalam segala hal
permasalahan duniawi.
Syahadatul Kubro,,adalah maqom Waliyulloh, yang dalam
hatinya telah menguasai 7 lapis bumi 7 lapis langit,,namun belum sampai ke
tahapan Lauh Mahfud,,,hatinya tenang, sabar, menerima, lembut dan penuh
syafaqoh kepada lainnya. Golongan ini disebut sebagai hamba Ma'rifat. - Siddikiyyah,,adalah
Maqom Kamalat (sempurna) golongan ini kehidupannya hanya bersandar pada
Hakikotul fana' (seperti tingkah laku sama persis dengan sifatnya orang umum
tapi hatinya jauh dengan sifat umum) sifat lahirnya sederhana, hatinya masa
bodo, tujuannya cuma satu,,,dilihat Allah semata. - Qurbah,,adalah maqom Kamil
Mukammil (wilayah) glongan ini terbagi mmenjadi 4 golongan yaitu, maqom
Khoulullah, Hubbulloh, Syareatul Khotam dan Abdiyyah) mereka adalah maqom Wali
paling puncak dan tidak ada lagi maqom yang lebih tinggi dai maqom Qurbah, yang
mempunyai 4 tahap.
Dari maqom Islam, Iman dan Solah,,,,,disebut sebagai maqom
rusak,,karena mereka pikirannya selalu memakai logika dan bukan Dhaukiyyah
(mearasakan/mengalami langsung) dan golongan ini masih mengandalkan sifat
mimpi, filling, daya pikir, ketepatan akal semata) Sedangkan maqom Ihsan dan
Syahadatul Kubro,,,,,di sebut sebagai maqom awal KeWalian,,,,sifatnya selalu
dikembalikan kepada Alllah, tidak pernah bergeming dari sifat mimpi dan
keindahan lainnya, hatinya selalu pasrah nnamun syareatnya selaalu semangat
untuk mencari dan mencari iilmu bangda Din/agama. Untuk yang terakhir
Siddikiyyah dan Qurbah,,,disebt sebgai maqom sempurna,,Golonga ini tidak akan
pernah jatuh dalam hal segala yang dibberikan oleh Allah SWT.
Lanjutan kisah ibu Ratu Kidul: Secara makna tafsir, bila
mana manusia telah pindah alam, maka hukum yang ia pegang mengikuti alam
tersebut, seperti manusia setelah mati, atau bangsa Wali pindah ke alam
Thuroby, semua akan mengikuti hukum dan pelaturan yang berlaku disana.........
· Dikisahkan setelah raibnya mereka berdua,,,,,lewat
Talaqqo seorang istri nabuyulloh Sulaiman AS, Ratu Bilqist, maka keduanya
diberi mandat menjaga pantai Selatan,,,,dari sifat ini pula,,,bukan hanya
Waliyulloh, atau sebangsa gaib lainnya, semua alam menyaksikan proses pembeatan
kedua anak prabu Siliwangi yang bernama Dewi Nawang Wulan dan Nawang Sari,
menjadi salah satu penguasa pantai Selatan, hingga kini. Lalu bagaimana sosok
kakak beradik ini dalam pandangan Islam? Secara makna Tasawwuf,,,mereka
tergolong bangsa Jin atau lelmbut, namun secara makna Hamba, mereka bagian
hamba solekha yang menjaga keamanan laut Selatan, kedudukannya setarap dengan
Waliyulloh, hanya saja mereka bukan ahli Islam melainkan berpegang pada hukum
Adli (ketauhidan) dan pemahaman semacam ini dis ebut dengan sifat Nur Robbany
(hanya orang tertentu yang paham)
Sebagai seorang Ratu, tentu derajat mereka ditinggikan pula
oleh Allah SWT, Fima akomahumulloh.......maka secara makna harfiyyah,,,merea
adalah tergolong ahli syafakkoh/pemberi,,,dengan
berpegang pada akidah Arrohman/kasih sayang terhadap manusia hidup.....Suka
memberi harta,,suka memberi ilmu dan apapun yang dianggap bijak baginya. Disini
secara nalar manusia bodoh disebut Musyrik dan sesat,,,,,,,,,dengan alasan
minta kepada selain Allah,,,,,Hal semacam ini sangat bertentangan dengan akidah
Islam sesungguhnya, sebab dalam doa sholat Dhuha sendiri Rosululloh SAW, telah
menuliskan "Innal haroma Fatohhirhu" barang yang haram bisa dibersihkan......Maksud
dari pembedaran do'a tadi,,,adalah bagi mereka yang hati dan pikiran serta
pemahamannya sudah mencai tingkat Tajrid fil Asma' wal Af'al (semua karena ijin
Allah) tanpa ijin-Nya, apapun tidak akan bisa terjadi (Qodlo wal Qodar)
Lalu bagaimana bisa mereka tidak pernah mati? Allah sudah
berfirman,,,keturunan Iblis yang diberkahi (jin putih atau jin yang benar)
semuanya akan mengikuti kaidah di atas, bahwa mereka akan mati di usia tutup
zaman (qiamat) dan hanya orang yang khawatir atas kematiannya saja yang pendek
akal (manusia) sesungguhnya semua perbedaan adalah bagi kaum Syareat,,,,Dan
bagi kaum Arifun dan lainnya,,, perbedaan apapun hal yang biasa karena menurut
mereka semacam ini masih tingkat dasar (pengenalan makna Tajalli fil Af'a)
Dalam kitab Alkahfi warrohim fi syarhi
Bismillahirrohmanirrohiim. karangan Imam Ibrohim Al Jeily: "Amal ibadah
yang paling mulia dan tidak ada yang bisa menandinginya bagi mereka yang sedang
mencari ilmu adalah kehidmatan murid terhadap gurunya, seperti memahami apa
yang disukai sang guru dan menjauhi apa yang dibenci oleh sang guru pula"
Maa roaital kholko ila roaitu fiih: "Aku melihat
mahkluk lain, bukan aku melhat karena sifat dan amalnya,,melainkan aku
melihatnya,,karena mereka semua ciptaan Allah, yang wajib aku hormati"
ADAKAH
SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar