Pada zaman Tabi-in (setelah kurunya Sahabat Nabi) ada satu
keluarga yang sedang menunaikan soum (puasa) Asyuro'. Namun pada waktu itu,
keluarga yang dimaksud, tidak mempunyai perbekalan makanan buat berbukannya
nanti. Maka suami istri yang sudah mempunyai 3 orang anak ini secara bersamaan
mencari para Dermawan yang mau memepeejakan dia demi menyisihkan sedikit
makanan buat berbuka nanti. Namun.......sampai menjelang magrib tiba, kedua
suami istri tadi tidak mendapatkan makanan yang di inginkan sehingga terpaksa
harus meminta pada salah satu dermawan Muslim yang dipandang kaya (berada) saat
itu. Sayang disayang, suami istri tadi bukannya malah diberi oleh sang Dermawan
kaya, melainkan di usirnya dengan rasa jijik. Sambil menaangis
pasrah........seorang Yahudi, yang sama sekali belum memeluk agama Islam,
melihatnya dan langsung bertanya kepada kedua insan yang sedang dirundung
kesedihan: "Wahai anda berdua, apa yang menjadikanmu menangis seturut
jalan ini" maka dijawabnya: "Aku berdua sedang mencari makanan buat
keluargaku yang sedang emnjalankan soum Asyuro" maka sang Yahudi, bertanya
kembali: "mengapa anda berpuasa di hari Asyuro?: Lalu sang suami
menceritakannya secara jelas, bahwa bulan Asyuro' adalah awal Allah menciptakan
langit dan bumi, surga, neraka, tumbuhan. Dan Allah juga menyelamatkan Nabi
Ibrohim AS, dari pembakaran api, Nabi Idris As, masuk surga, Nabi Yusuf, di
bebaskan dari fitnah, nabi Ayub, disembuhkan dari penyakit, dan Allah akan
menghancurkan dunia (qiamat) terjadi juga di bulan Asyuro'. Maka dengan
tertegun atas cerita sang Muslimm tadi, maka diajaklah kedua suami istri ini
kerumahnya dan diberikan makanan penuh sebagai rasa haru atas kegigihannya
menghormati berpuasa Asyuro'. Malam harinya,,,,,, sanga Yahudi tadi didatangi
Rosululloh, yang memperlihatkan alam surga baginya dan memberikannya dua
kalimat Syahadat sebagai jaminan bighoiri Hisab diari kematiannya kelak. Disisi
lain, Rosululloh, juga mendatangi Orang kaya Muslim, yang mengusir kedua suami
fakir tadi, sambil berkata: "Celakalah kamu wahai orang yang diberikan
anugerah kekayaan, sesungguhnya aku mengharamkan kamu masuk surgaku kelak dan
terimalah azab Allah, yang sangat pedih bagimu yang tidak bisa menjaga amanat
duniawi". Pagi harinya dengan muka pucat dan rasa takut yang teramat
sangat,,,Orang Muslim tadi bertandang ke rumah Yahudi, yang telah menyelamatkan
keluarga Fakir min ahli Soum Asyuro'. Setelah sampai di rumah orang yahudi,
sang Muslim langsung berkata: "Wahai orang Yahudi, tadi malam aku di
datangi Rosululloh, karena kesalahanku, dan katanya kamu memberikan makanan
buat suami istri yang sedang menjalankan puasa Asyuro'. Demi Allah, saya akan
bayar makanan yang kau berikan dengan harta bendaku sebesar 1000 keping
emas" maka sang Yahudi menjawab: "Celakalah kamu wahai orang yang
mengaku Muslim tapi menghianatinya sendiri, sesungguhnya apapun yang kau
bayarkan demi menebus kesalahanmu walau dengan 2 karung emaspun, aku akan
menolaknya, sebab Rosululloh SAW, sudah membuka mata hatiku dan mempertemukanku
dengan surga kenikmatan yang tiada tara, dan ketahuilah wahai Muslim celaka,
aku sudah masuk Islam lewat jeng Rosul sendiri yang meng Tasydidnya dengan dua
kalimah Syahadah" maka pergilah dari rumahku sehingga aku terbebas dari
azab Allah, atas kebahilanmu/ pelit" sekelumit kisah sodaoh
Imam Abu Dardar, pernah bertanya kepada Rosululloh:
"Wahai ya Rosul, istriku selalu membantah perintahku dan lebih menurut
kepada ucapan orang tuanya, bagaimana aku harus menyikapinya?" maka Rosul
pun menjawab: "Ceraikan dia, sesungguhnya tiada yang berhak bagi istri,
kecuali patuh ucapan suaminya"
Dalam kitab Ihya Ulumuddin, karangan Imam Gozali, di
jelaskan: "Bahwa perceraian sangat di benci oleh Allah" namun mengapa
Rosululloh, sendiri sampai berkata demikian? Semua karena dilihat dari sifat
tanggung jawab dan makna khidmat, sebab dalam kitabun nikah menjelaskan:
"Satu kali istri membantah ucapan suaminya, maka sanga suami wajib
memaafkannya, dua kali masih membantah, maka wajib diperingati dan apabila
ketiga kalinya masih membantah, maka wajib ditinggalkan"
Banyak orang mengaku murid pada salah satu guru yang di
cintainya. Namun mereka tidak paham kata murid di sini, sudahkah tanggung jawab
kita sebagai murid terhadap gurunya? inilah pelaturan murid menurut kitab
Faedur Rohman:
Bila dunia dan kekayaan yang ada dijadikan satu buat
beramal, niscaya masih sangat jauh dengan khidmatnya kita kepada guru. Syeikh
Abdullah Al-Jala, mengatakan: "Siapa yang tidak menggunnakan
adab/tatakrama dihadapan sang guru atau sampai tidak memikirkan kehidupannya,
maka sanga murid bagian orang yang tidak mempunyai pegangan Islam, Iman dan
Tauhid. Adapaun adabnya Murid yang bersangkutan dengan haknya guru:
-Mengagungkan gurunya baik lahir maupun bathin. -Tidak menentang pada setiiap
perkatannya atau memotong ucapannya. -Mendahulukan gurunya walau dirinya lebih
butuh dari sang guru. -Tidak minta pertolongan/berlindung kepada selain gurunya
sendiri. -Tidak berziarah kepada Wali atau orang Soleh, selainkan di ijinkan
oleh gurunya. -Tidak boleh menghadiri majlis selain majlis atau pengajiannya
sang guru. Tidak boleh mendengarkan tausiyyah perjalanan dari orang lain
kecuali tausiyyahnya guru sendiri. (Keterangan) semua ini diperuntukkan bagi
mereka yang betul betul memahmai perjalanan kepada Allah, lewat Mursyidnya, dan
bukan sekedar Talqin,,,/minta pengijazahan Thorekot semasa....... Tapi selalu
mendampingi gurunya dalam segala kebutuhannya sehingga tetesan ilmu NUr Robbany
akan mudah kita dapatkan.
Banyak rusaknya murid karena ke Taslimannya yang tiada di
jaga, seperti, pengennya selalu diperhatikan dan apabila sang guru kurang
memperhatikannya, hatinya langsung berubah. Juga seperti lemahnya duniawi,
sanga murid banyak nuntut dan ingin kaya, dan apabila Allah, belum
mengabulkannya, maka sifat dan hatinya berubah. Orang semacam ini menurut Imam
Zunun Al Misri. disebut bukan Murid bukan santri dan bukan teman.
ADAKAH
SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar