Dalam pandangan kaum Awam,,,mereka banyak mencemoh aliran ini dengan kata kata "Aliran sesat" maupun dengan sindiran "Golongan oran iso ngaji"/golongan tidak bisa mengaji, akibat amalannya yang identik dengan seratan kejawen....Padahal pangkat dan kedudukan manusia terlahir dari makna Tauhid (ke Tuhanan)
Kisah ini di alami oleh Sulthan Agung Mbah Kuwu Cakra Buana, dengan nama asli Pangeran Walangsungsang bin Prabu Siliwangi. Beliau bergelar wong agung dan semua Wali Songo, sangat menghormati ke zuhudannya.
Dalam hidupnya Mbah Kuwu Cakra Buana, kurang pintar untuk memahami Al Qur'an maupun Hadist...Belliau lebih identik dengan amalan bangsa Kejawen. Konon suatu ketika Sunan Kudus, bertanya padanya; "Ya Wali Agung,,,bagaimana hanya dengan seratan ilmu Kejawen, engkau di terima oleh Allah, menjadi Wali kamalat/sempurna" beliaupun menjawab: "Sesungguhnya Allah hanya menerima amal yang di wujudkan dengan tingkah laku, bukan pintar dalam Al Qur'an dan hadist, namun tidak paham isi dan maknanya? Sebab siapapun orangnya yang pintar namun tidak membuktikan amal ibadah yang terkandung di dalamnya, maka ilmunya mubazir" lalu sunan Kudus bertanya kembali;
"lalu apa yang menjadikanmu Kamalat lewat ajaran Kejawen?" Mbah Kuwu Menjawab; "Sesungghnya aku menjaga ucapanku dari sifat takabburnya orang-orang yang pintar ilmu untuk berdebat..aku menjaga tingkah lakuku dari sifat ketenaran semata. Aku menjaga amalanku dari sifat riya' dan pamer diri. Aku menjaga derajatku dari orang-orang yang suka menghujat ilmu Allah, dan aku menjaga ilmu ke jawenku dari orang ahli Qur'an yang pendek akal"...Subhanalloh!!!!!! kata Sunan Kudus...."ternyata ilmu Kejawen lebih mulia dari Ilmu lainnya bila dilakukan dengan akidah dan sifat terpuji?"
ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU
HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar