Banyak orang bertanya tentang masalah yang satu ini,,mereka kerap mengatakan "seperti apa sih batas atau takaran keyakinan manusia????" kami akan menjawab secara shering di FB terbuka ini,,sehingga sedikitnya,,,para sedulur bisa memahami dan menghayati secara tahap demi tahap segala perjalanan Dhaukiyyah/merasakan sendiri...Inilah kisah sejak zaman Rosululloh hingga sampai Wali dan di era modernisasi seperti sekarang ini......
Pada zaman Rosululloh SAW,,,,hanya ada satu sahabat
yang keyakinannya di terima oleh Allah SWT, beliau bernama sahabat Abu Bakr
Assidik. dari mana keyakinan ini sampai Allah, menerimanya??? yaitu disaat kaum
Muslim terdiam atas pandangan matanya,,walau saat itu banyak para sahabat yang
mampu melebihi kekayaan Sayyid Abu bakr Siddik. Mereka masih memandang takaran
dan ukuran secara pandangan mata dan bukan secara LILLAHI TA'ALA. Pada waktu
itu salah satu kaum Yahudi,,,,tidak menerima kalau tanah di tengah pembangunan
Masjid Nabawy, di jualnya...Konon orang yahudi ini tahu,,bahwa kebersamaan kaum
Muslim sangat di junjung tinggi, dengan pemahaman bisnisnya,,orang Yahudi, yang
mempunyai sebidang tanah 4x4 meter dan tepat di tengah areal pembangunan
Masjid, dengan harga maksimal kala itu permeter 1 dirham emas X 4= 4 dirham
emas,......sang yahudi,,,secara terang terangan kukuh tidak menjualnya dengan
dalih kaum Muslin mmembelinya dengan harga mahal.............Kisah ini akhirnya
di tangani oleh Iyad Al Muawwas, dari suku Arab,,beliau sampai berani harga
sangat tinggi 100 dirham emas untuk membeli lahan sepetak kepunyaan si
Yahudi...Tahu orang Muslim sudah terpancing dengan harga tingginya,,,sang
Yahudi, seolah tidak butuh dengan penawaran yang begitu menggiurkan bagi tanah
4X4 saat itu, malah dia bilang denga congkaknya "Kalau anda kaum Muslim
berani 1000 dirham emas,,maka akan aku lepas tanahku ini"
Kisah ini akhirnya berujung pada kebuntuan, bahkan
seiring terdiamnya kaum Muslimin,,,sengaja orang yahudi, menutup jalan setapak
ke arah pembangunan Masjid Nabawi,,,semua ini dia lakukan biar kaum Muslimin
ada respon balik, untuk membeli tanahnya dengan harga yang di inginkan.....7
bulan telah lewat,,tidak ada satupun dari kaum Muslim, yang berani dengan harga
yang dibandrol oleh Yahudi,,,maka suatu ketika,,,,secara sembunyi,,Abu bakr
Siddik,,,,di setiap malamnya,,,terus menerus menjual semua aset dan segala
bidang kekayaannya hingga selama 40 malam, beliau telah mengumpulkan 2 karung
dirham emas,,,,,,,digendonglah 2 karung dirham emas itu kerumah Yahudi, tanpa
sepengetahuan siapapun,,,,"Wahai Yahudi,,,,menyingkirlah dari sini,,,kini
kau telah mendapati apa yang kau mau" sambil 2 karung emas
diserahkannya.......si yahudi dengan tertawa terbahak bahak,,,dia berkata
kemenangan: "Baiklah wahai Kaum Muslim,,,,,aku akan pergi menikmati hidup
dari kaummu yang bisa aku bodohi"...Dari cerita ini kita bisa memetik
hikmahnya,,,bahwa Abu bakr Siddik,,,tidak pernah melihat harga ataupun besarnya
kekayaan,,yang dilihat olehnya hanya satu,,,bagaimana masjid yang dibangun oleh
Rosululloh, tanpa ada kendala dikemudian hari....dari kisah ini Rosululloh
sampai berkata kepada seluruh umatnya: "Bila keyakinan seluruh umatku
digabung menjadi satu,,aku lebih berat dan memilih kepada keyakinan yang
dimiliki oleh Abu bakar Siddik"
Juga pada zaman Syeikh Abdul Qodir Al
Jaelani,,,sewaktu beliau Masyhur akan kewaliannya,,tidak sedikit dari para
santrinya yang kedapatan Fadhol menjadi Waliyulloh kamil di hadapan Allah
SWT,,,namun semua santrinya belum ada pengakuan menjadi muridnya...Nah pada
waktu itu,,,,Syeikh Abdul Qodir Al jaelani,,berkata kepada semua santrinya:
"Wahai santriku,,,adakah diantara kalian yang mampu menjamin
kehidupanku" maka semua santrinya serempak mengacungan tangan tanda siap
lillahi Ta'ala!!!!!!Namun apa yang terjadi pada santrinya,,,ternayata mereka
hanya mampu menjamin Syeikh Abdul Qodir Al jaelani,,,rata rata hanya 2 tahun
lamanya,,,dan setelah itu hati mereka goyah atas perekonomian dan tatanan rumah
tangganya sehingga hampir semua istri para santri ini kurang setuju atas
khidmatnya para suami yang condong lebih memulyakan gurunya daripada istrinya
sendiri.
Pada suatu ketika,,,Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani,
terkena fitnah atas dirinya sehingga beliau harus menangung hutang selama 7
tahun lamanya,,,,,hutang ini kian membengkak seiring perjalanan
tahun,,,,sehingga Syeikh Abdul Qodir Al jaelani,,,harus pada saat itu masuk
kerangkeng tahanan...Disini hukum pemerintah telah menetapkan, bahwa Syeikh
Abdul Qodir Al Jaelani,,bisa keluar dengan dua syarat. 1- wajib membayar
hutangnya secara lunas. 2- wajib pergi dari tanah yang ditempatinya saat ini
(majlis dan tempat tinggal) karena dianggap masih sengketa.......2 tahun sudah
Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani,,,mendiami sel jeruji besi tanpa satupun
santrinya bisa bberbuat apa-apa, karena nilai nominal hutangnya yang begitu
besar saat itu 477 dirham emas atau setara 3,7 Milliar......dari kisah ini
akhirnya nama Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani,,,,,mulai jelek di mata semua
masyarakat,,fitnahpun mulai mengakar di hati pengikutnya.....Dan pada suatu
hari di salah satu ipasar,,,,seorang saudagar kaya, Abu Salam,,,mendengar
perbincangan mereka yang intinya menjelekkan Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani.....Abu
Salam akhirnya pergi tanpa mengindahkan ucapan mereka,,,Namun,,,setiap beliau
istirahat atau mampir kewarung makan,,,,,semua orang disitu juga sedang
memperbincangkan nama Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani,,sehingga Abu Salam, sampai
muntah,,,mendengarnya,,,,,,,dia hanya menggerutu,,,siapa sih Syeikh Abdul Qodir
Al Jaelani,,sampai semua orang membencinya.......Kisah fitnah terhadap Syeikh
Abdul Qodir Al jaelani,,akhirnya membawa Abu Salam,,,mendatangi kantor
pemerintahan setempat dan membayar denda dan semua hutang Syeikh Abdul Qodir Al
Jaelani,,,dengan satu alasan,,dia benci dengan ucapan orang orang luar,,,saya
cuma butuh satu,,,,,mereka tidak lagi mengunjingkan yang namanya Syeikh Abdul
Qodir Al Jaelani,,,,walau saya sendiri belum pernah bertemu atau bertatap muka
dengan yang namanya Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani......maksud dari keinginan
Abu Salam, saat itu,,beliau pengen nyaman tanpa adanya gunjingan yang
menjelekkan orang lain,,sebab walau beliau bukan ahli Ibadah,,tapi didikan
bapaknya sejak kecil,,menjadikan Abu Salam, sangat membenci yang namanya
GUNJINGAN YANG TIADA MANFAAT. kisah ini akhirnya menjadikan Syeikh Abdul Qodie
Al Jaelani, bertanya,,siapa yang menjamin aku,,,terangnya...Namun orang yang
dimaksud sudah pergi jauh,,,,,,,,,,Nah dari sinilah,,,Syiekh Abdul Qodir AL
JAelani berdoa, kepada Allah" "Wahai Dzat yang agung,,,saksikanlah
atas kebebasanku dari orang orang yang memfitnah dan mendzolimi hamba-Mu,,,,aku
katakan padamu Ya Rob,,,,aku sserahkan semua pangkat, kedudukan, maqomat dan
kewalianku pada yang menghadiahkan pelunasan yang aku bebani selama
ini,,wariskan ilmuku semua untuknya.....Kau Dzat yang melihat dan kau Dzat yang
memberi" maka hari itu juga Abu Salam, langsung di datangi oleh Nabi Hidir
AS, dan dibeat atas nama Rosululloh menjadi pengganti Syeikh Abdul Qodir AL
JAelani.....
Juga seperti Waliyulloh akhir Maqomatul Adzom
(pangkat tertinggi) Syareatul Khotam,,,beliau 15 tahun mengemban dera
hutang,,,,,tak sedikit santrinya yang setiap hari mampu atau berdialog langsung
dengan Rosululloh SAW,,,mereka daam hatinya ingin membantu Masyikh,,,,,namun
keterbatasan ekonomi dan ketidak mampuan mereka karena faktor rumah tangga dan
lainnya,,,,,,maka tiada satupun dari mereka yang mampu mengclousingkan HAKKUL
ADAMI Masyaikh.......Tiba tiba tanpa di duga,,,seorang pemuda yang tidak tahu
menahu tentang jati diri Masyaikh,,,,mau menghibahkan semua hartanya demi
pelunasan hakkul adami yang dibebaninya,,,maka dengan ijin Allah,,,orang itu
diangkat derajatnya dan mempunyai gelar SALMAN AL FARISI,,,,Subahanalloh....
ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar