Secara pandangan Sufistik,,saya selaku pengorbit derajat bagi para santri Masyaikh Syareatul Khotam, secara Dhaukiyyah sudah memprediksi dua kubu yang beda tapi satu Mursyid di dalamnya, yaitu antara Jam'ij dan Mutaba'ah. Adapun golongan Istigfar, lebih dahulu maju ke depan dan sulit untuk terkejar.
1-Jam'ij,,tercipta menjadi golongan yang mengutamakan kekeluargaan.
2-Mutaba'ah,,tercipta menjadi golongan yang baru menata kehidupan baru dihadapan Allah.
Namun secara sepihak,,,keduanya punya kelebihan yang menonjol dalam sisi yang sulit terjangkau,,walau semua itu tergantung wasilahku juga dalam mengarahkannya menuju DHAUKIYYAH...Hanya saja dalam roda ilmu....kedua golongan ini sudah bagian watak Masyaikh Syareatul khotam yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
Secara pengamatan Dhaukiyyatul ilmi...Jam'ij tercipta sebagai Penguat Bumi dan keselamatan umat manusia. Adapun Mutaba'ah,,,terkhusus sebagai wadah penyaring permusyawaratan buat Masyaikh Syareatul Khotam (lebih dekat secara bathin) Namun semuanya kembali lagi ke sifat Dhaukiyyah masing-masing,,dan untuk 4 tahun ke depan,,saya rasa Mutabaah belum mampu menjadi ahli Dhaukiyyah dan masih membutuhkanku dalam perjalanan derajat.
Kenapa Mutaba'ah masih dikatakan belum mampu secara sepihak? Karena golongan ini tercipta prioritas umum, bukan Khususul Khusus yang di dalamnya masih banyak goncangan hidup khususnya terlahir dari sifat anak-anak...Adapun kokohnya Jam'ij, karena mereka tidak ikutan secara perjalanan dan semuanya gendong dibalik pundakku. Disinilah kekurangan santri Jam'ij yang saya hormati, tidak memahami perjalanan walau pemimpinnya sendiri menjadi ketua perjalanan (sangat tertinggal jauh)
Pada tahun kedepan,,antara Jamij dan Mutaba'ah akan terjadi ketidak cocokkan/salah paham yang menjadikan bumerang dari dalam Masyaikh,,semua ini karena kefatalan santri kecil yang mengakibatkan renggangnya antar Mursyid dan Murid....Namun cara semacam ini tidak terjadi lama dan mulai saat itulah kepemimpinan antar golongan akan sangat tampak sebagai pemegang derajat agung...
Maka sebelum terjadi yang tidak di inginkan,,,,,selaku pembina dan ketua pengait derajat Ilalloh,,,saya himbau kepada Mutaba'ah untuk selalu bermusyawarah apapun jelek dan manisnya Jamij. Sebaliknya saya juga akan merapat apabila ada kesalahan dalam diri Muutaba'ah. Karena dua golongan ini akan terjadi perbedaan sifat dimasa yang akan datang dan semuanya tidak bisa dihindari kecuali para santri sudah memahami bahwa semuanya datang dari Allah SWT....
Marhaban Ya Ahlulloh Kamalul Mutaba'ah.....
Marhaban Ahlas salamah Jam'ul Ijazah.....
Renungan yang wajib di baca oleh Jamij dan Mutaba'ah.
ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU
HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar