Dterangkan dalam kitab Tasawwuf; "Sesungguhnya tiada yang lebih lembut kecuali guru Pembimbing yang sudah kedapatan derajat dihadapan Allah, kesabarannya akan terjaga kecuali kepada santri yang hatinya ida' (pernah tidak percaya atas keluhuran derajat sang guru)"
"Tiada keselamatan bagi sang murid dihadapan Allah, kecuali ijinnya Mursyid. Sebab kematian murid bagian dari tanggung jawab guru dunia akherat, kecuali mereka yang memutuskan kesyahidannya akibat mmemandang mahkluk lain selain Mursyid"
"Bila murid telah Ida' (berbuat dzolim hingga Mursyid merasa hatinya sakit) maka putuslah Iman sang murid hingga mereka kembali lagi dalam waktu satu masa (1 tahun lamanya) Apabila mereka tidak kembali dalam waktu yang sudah ditentukan,,maka Mursyid akan menerimanya sebagai orang lain atau Inqitho (putus hubungan dunia akherat)"
"Kesabaran seorang Mursyid,,akan terjaga selagi murid tidak ida' (menyakiti hatinya) seperti yang tertuang dalam satu hadist; Lembutnya Mursyid adalah beliau yang membuang muridnya" maksud dari kata membuang.....Bagi murid yang berbuat Ida'un.
"Sabarnya Mursyid, beliau yang memutuskan tali silaturrahmi dengan murid ida' (menyakiti hatinya)"
Masyaikh Syareatul Khotam berujar; "Jangan sesekali engkau menyakiti Ahlulloh, sesungguhnya kebencian Ahlulloh, terletak pada sifat Murid yang menyakiti hatinya..Maka kutinggalkan jubah, nama, martabat serta kedudukan sang murid hingga aku tak melihat mereka di dunia dan akherat".
Masyaikh Syareatul Khotam berkata; "Jikalau engkau jatuh terperosok, satu jalan yang bisa menaikkan derajatnya, carilah siroth (jalan) yang bisa sampai kehadapan Mursyid dengan penuh senyum (jalan lewat kekasih Mursyid)"
ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU
HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar