Sebelum mengenal kesempurnaan Islam,,,setiap manusia mempunyai 2 pandangan hukum, yaitu BIL AHKAM dan BIDDAUKYYAH WABISUHBATI RIJAL...Maksud dari BIL AHKAM adalah: "Memegang hukum Al Qur'an, Hadist dan kitab para Ulama, sebagai tuntutannya dan bukan sekedar membaca atau mengenal ilmu semata,,,wajib mempunyai guru lahir dan menjalankan segala kehidupannya dengan mengikuti sunnah Rosululloh SAW.
Sedangkan yang dimaksud dengan
BIDDAUKIYYAH WABISUHBATI RIJAL. adalah: "Pemahaman yang diambil dari
tingkah laku sendiri, setelah mengenal hukum Tauhid" seperti: selalu
menjaga kesabaran,,,menjaga mulut dari sifat gunjingan (ngomongin kejelekan
orang lain) membagi hartanya di jalan Allah,,,,tidak mendatangi majlis atau
Ulama lain selain Gurunya sendiri. Tidak pernah menduakan Gurunya dari ajaran
guru lain (khidmat) dan lain sebagainya.
Bila kita sudah menjalankan sifat
yang dua tadi,,,maka secara keseluruhan,,akan mengenal keagungan Allah SWT,
baik secara pandangan BIL ahkam MAUPUN biddaukyyah. Dan cara semacam ini akan
melahirkan pengenalan secara mendalam tentang makna TAFAKKUR,,seperi contoh:
Setiap melihat isi dunia,,pandangan kita langsung tertuju kepada
Allah,,,,,bahwa adanya tumbuhan pasti ada yang membuatnya,,,yaitu keagungan
Allah SWT dan lain sebagainya.
Untuk bisa mempunyai sifat semacam
ini,,,,,Ilmu Tauhid sudah menjelaskannya dengan cara, menjalankan 3 tahap,
yaitu. 1- TOUBAT (Menjaga badan dari sifat maksiat dan menjauhkan diri dari
nafsu syahwat) 2- TAKWA (selalu mengistikomhakan dzikir di setiap malamnya,
paling sedikit 4 jam dan maksimalnya 8/9 jam,,,dalam satu dudukan) 3- ISTIKOMAH
(menjalankan rutinas segala kebajikan yang sudah terjadi dan memperluas
kebajiakan itu secara lafdzon wamaknan/ semua makna ibadah yang terkumpul dari
mulai menjaga adab/tatakrama, melestarikan ibadah sunnah, menjalankan
bersedekah setiap harinya,,menjunjung tinggi nikmat dan cobaan yang sudah
diberikan oleh Alah dan lain sebagainya)..
Tanggal 12 Maulud adalah kelahiran
Rosululloh SAW, atau disebut dengan istilah tahun Gajah.....Pada tanggal ini
pula segenap Wali Quthbul Muthlak seluruh dunia, berbondong
merayakannya.....Seperti juga pada diri Kanjeng Syeikh Syarif Hidayatulloh atau
Kanjeng Sunan Gunung Jati....beliau merayakannya tepat pada malam kelahiran
Gusti Rosululloh SAW. Sebab penghormatan semacam ini bukan hanya orang lahir
semata,,,mereka yang sudah wafatpun melestarikannya pula. Sebab Waliyulloh
secara makna bathin,,,mereka hanya berpindah alam dari sifat dunia menuju
Alamul Barri/ surga Majazi.....
Kisah mauludan yang kerap diadakan
oleh Kanjeng Sunan Gunung Jati,,,,bertempat di dua tempat terpisah,,,terkadang
di masjid sang Cipta Rasa Kesepuhan Cirebon dan terkadang di Gunung Sembung
(tempat pesarean beliau saat ini) Dalam ma'na Ta'aruf binni'am....Semua bangsa
Wali i seluruh dunia akan hadir di tempat ini,,,dan mereka sama persis seperti
layaknya kita manusia biasa..Hanya saja dalam menghormati kelahiran Gusti Rosul
,,,,mereka lebih khidmat dan penuh dengan makna tasyakkur yang berlipat
ganda....Seperti dalam jamuan untuk para tamu,,,makanan yang disiapkannya
sebagai makna Mahalu Surur,, Adab dan pakaian kebesaran yang dipakainya sebagai
penyambutan datangnya Kanjeng Rosul dan lain sebagaianya..
Lalu bagaimana kita sebagai manusia
awam, tidak pernah tahu perayaan Akbar semacam ini???????apakah kita orang awam
tidak boleh mengikutinya??? Secara makna Tasawwuf,,,,Allah telah menjadikan
perbedaan di setiap pandangan Makhluknya,,semua itu sebagai sunnatulloh agar
mereka mempunyai tahapan di yaumul Qiamah nanti.....Dan yang membedakan ini
disebut sebagai Hijabul Basyarotul Ain (penutup hijab dalam pandangan mata) dan
hanya para Waliyulloh,,,,,yang bisa secara luas menghadiri perayaan para
Athob...
Lalu bagaimana kita menyikapi makna
mauludan secara umum....Dalam Hakikat para santri atau maqom Solihin,,,mereka
tidak akan berani mengadakan mauludan dibawah tanggal 12 atau tepat malam
tanggal 12 (malam ini) karena cara semacam ini sangat SU'UL ADAB/ tidak
mempunyai adab sama sekali.....Yang wajib dilakukan oleh kita sebagi orang awam
adalah??? mengadakan malam Mauludan Nabi,,,,setelah syukurannya para Waliyulloh
(setelah tgl 12 maulud) sebab ada satu kisah yang dialami oleh Waliyulloh
Abdal......Pada waktu itu Mbah Faqih Al Muhaddist Jawa Timur,,,setiap tanggal
12 maulud selalu mengadakan acara Maulud Nabi,,,menurutnya,,,tanggal itu tidak
ada lagi maqom Wali yang lebih tinggi di daerah kepulauan jawa, kecuali beliau
sendiri yang megang.....Namun seiring waktu,,seorang Athob Imam Husen bin
Muhdhor (Quthub) ,,,Hadrotul Maut,,,,,datang ke tanah Indonesia dan bermukim di
wilayah Malang Jawa Timur,,,,,karena sudah kebiasaan di setiap tahunnya,,,maka
tanggal 12 maulud,,seperti tahun sebelumnya Mbah Fakih Al Muhaddist,,,tetap
mengadakan acara Maulid Nabi,,,,,,,,,,Tidak seperti biasanya,,,,setiap beliau
mengadakan Mauludan Akbar,,,,,,,malam itu juga keluarga Rosululloh pasti hadir
disampingnya,,,,namun malam itu tidak ada satupun dari keluarga Kanjeng Rosul
yang hadir....
Merasa ada keanehan itu,,,maka
Beliau langsung meninggalkan para Jama'ahnya dan langsung menuju tempat Kholwat
(kamar pribadi) Semalam suntuk beliau bermunajat dihadapan Allah SWT,,,,memohon
ampunan-Nya,,,,dan lagi lagi tidak ada satu tandapun dari ahlillah wa ahli
Rosul yang datang memberikan kabar baik...Hingga malam ke tiga,,,beliau
langsung di datangi oleh Rosululloh SAW, yang mengatakan: "Sungguh kau
tidak melihat bahwa ada Wali A'thob di daerahmu (wali tertinggi) dan sungguh
engkau tidak menghormatinya di sela derajatmu kian naik dihadapan Allah
SWT" lalu Rosululloh-pun raib dari hadapannya....merasa beliau sangat
bersalah,,,maka pagi harinya beliau langsung menghadap kepada Imam Husein bin
Muhdhor,,,untuk meminta maaf yang teramat dalam,,,,Habib Husein pun
membalasnya: "Bila derajatmu ingin dilihat oleh Allah,,,maka adakanlah
maulud Nabi,,setelah usainya mereka para Athob/ setelah tanggal 12 maulud"
Trims salam ukuwwah..
banyak rekan bertanya tentang
seputar maulud Nabi,,,dan dari pertanyaan terbanyak,,mereka bertanya
"benar tidak Rosululloh SAW, akan hadir di tengah kita sewaktu sedang
bertasydid melantunkan mahalul qiyam (berdiri di sela maudiyyah dibaca) saya
akan jawab pertanyaan ini: Seluruh pengarang kitab hampir mengatakan
sama,,,Rosulullohy SAW, akan hadir disela berjanzi sedang dibaca (Mahalul
Qiyam) baik, bisa dilihat secara mata telanjang maupun secara Kasat/ tidak
terlihat" Hanya saja cara semacam ini hanya terjadi pada ahlussdiki dan
bukan pada ahlunnafsi (hanya terjadi pada mereka yang paham dan bukan pada
mereka yang mengutamakan nafsu....Maksud dari Ahlusidki dan ahlunafsi
adalah?????? AHLU SIDKI,,mereka yang mengadakan maulud nabi dengan uang sendiri
dan bukan dari sumbangan atau meminta kepada santri, masyarakat atau pada
siapapun yang dianggap dermawan......sedangkan AHLUNAFSI,,,uang yang digunakan
untuk mengadakan acara Maulid, terlahir dari sumbangan,,meminta sama masyarakat
atau lainnya,,,,cara semacam ini Rosululloh SAW, tidak bakal hadir atau
mensyafaati acara kelahirannya...Sebab Rosululloh SAW, pernah berujar: "Sesungguhnya
Allah DZAT yang ijazabah, tiada kebajikan yang mengandalkan dari hasil orang
lain, dan tiada suatu FADHOL yang datangnya dari harta orang luar/ bukan
pribadi" Bila kita tidak mampu menggunakan kebajikan ini,,,lebiih baik
antar teman, satu musholla atau satu majlis mengadakannya, bukan dengan cara
dipaksakan,,atau terlihat WAH dimata umum,,,kecuali uang sendiri,,maka semua
ruangan wajib dihias dengan pernak pernik yang begitu menawan. Sebab semua ahli
Jannah, paling suka datang ke tempat bersih dan indah....
ADAKAH SUMBER CERITA DI
ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar