Dalam kajian ilmiah,,,Satrio Piningit, di gembar gemborkan sebagai sosok pemimpin/President/ ratu Adil, yang akan menjabat di suatu hari kelak....Bahkan pasca lengsernya HM. Soeharto,,,kata Satrio Piningit, mulai mewabah seantero jagat,,baik yang mengaku dari keturunan Raja, Pemimpin Bangsa, bahkan dari pananormal sendiri,,,mereka berkata "Akulah Satrio Piningit! Penegak keadilan, pecinta rakyat dan pembasmi Koruptor"..Mimpi mimpi orang BODOH semacam itu kian tampak disela bangsa sedang mengalami krisis ekonomi berkepanjangan.Tahukah anda,,,apa satrio Piningit?....
Sejak
dahulu kala,,,,nama Satrio Piningit, sudah diwedarkan dalam sasmitho aji
kejawen poro Waliyulloh...mereka menuliskan dengan kata tegas: "Satrio
Piningit muncul ing tengoh wengi,,bakto dendengan kelawan sembunyi, cinta asih
luhur derajat ingkang keparingan,,golek sirab ingkersane gusti agung lewat
wasilah poro duafa,,,Satrio Piningit, ra umbar janji, Satrio Piningit mingkem
cangkeme, satrio piningit, ra butuh jeneng namun tansah keparingan ahklak
kelawan bekti" yang kurang lebih artinya; "Satrio Piningit bagian
dari sifat manusia yang selalu muncul dimalam hari (menutup diri) membawa amal
bajik yang disembunyikan, memabwa cinta kasih atas keluhuran derajatnya. Satrio
Piningit hanya terlahir dari maqom Wali, bukan dari pemimpin yang dipilih,
menyukai secara bathin tinggi, lewat pelantara para rakyat kecil. Satrio
Piningit tidak pernah buat janji. Satrio Piningit selalu diam mulutnya. Satrio
Piningit tidak butuh sanjungan manusia. Namun Satrio Piningit hanya puya satu
Allah SWT"
Pada
Zaman Wali Songo,,,Satrio Piningit, dipegang oleh Kanjeng Sunan kali Jaga,,dan
sewaktu zaman President Soekarno (RI-1) Satrio Piningit dipegang oleh Mbah
Faqih Al Muhaddisin bin Ni'am, Jatim...Dan saat zaman Soharto,,Satrio Piningit
dipegang oleh Habib Syeikh Abdul Qodir bin Ahmad Asseqoof...dan di zaman
SBY,,Satriio Pningit dipegang oleh Bani Rosululloh Syeikh Syareatul
Khotam....lalu ciri atau tanda apa yang menjadikan mereka disebut Satrio
Piningit??........Yang menajdikan mereka kedapatan derajat Satrio
Piningit,,,karena hidupnya tidak pernah cinta akan harta,,atau kekayaan
lainnya..Berarapun uang yang dimilikinya hari itu,,maka mereka secepatnya
menaburkan seluruhnya demi rakyat dan duafa. Tidak pernah mereka punya
uang,,,tapi mereka kaya dihadapan Allah. Tidak pernah mereka membuat janji,
tapi rakyat makmur tercukupi. Tidak pernah mereka mengeluh, tapi menjaga rahmat
tetap terlestari. Tidak pernah mereka mementingkan diri,,rakyat sekitar lebih
di utamakan.. Tidak pernah mereka bahagia, tapi nikmat yang membawanya menuju
sakinah. Tidak pernah mereka menolak, tapi terus menampung hak kaum fakir
miskin.....Badan mereka akan sakit,,hidup mereka akan resah bila ada seorang
rakyat jelata berkata "Saya belum makan hari ini" Hati mereka akan
menjerit sewaktu melihatnya anak yatim duduk sendirian tanpa kebahagiaan. akal
ereka akan goyah bila ada duafa yang mati dalam keadaan tidak
terbantu...Sesungguhnya mmereka bukan ahli pemerintah,,tapi mereka pemimpin
bangsa..Sesungguhnya mereka tidak terkait dengan negara. Tapi mereka raja dari
semua raja..Itulah mereka Satrio Piningit,,pembawa ahklak bijak menuju husnul
Khotimah...TAMAT
Hadist
Rosululloh mengatakan: "Bila hidup anda sudah tercampur hak negara,,maka
ibadah apapun tercampur harta ghibah,,,barang siapa makan uang Ghibah,,maka
orang itu Islam di dunia, tapi kafir di akherat" Naudzu Billahi Min
Dzalik,,,,,makanya saya pribadi berkata kepada anak Jam'ij..."Haram
pon-pesku disumbang oleh Negara..........."..kitab Gunyah fi Muallif
Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani.....
'Tiada
Terlahir Satrio Piningit,kecuali Maqom Wali (Seorang Waliyulloh Kamil)..
Satrio
Piningit dipegang oleh Bani Rosululloh Syeikh Syareatul Khotam"..!!! Atau
lengkapnya Waliyulloh Kamalat min Maqomat Quthbu Arba'atul Amadu Al Alamah
Prabu Anom Cakra Diningrat Masyaikh Syareatul Khotam Fi Hadazzaman.
adapun
Ahli Tareqot adalah masih di bawah dari Maqom Wali........Sebab Tareqot sendiri
terlahir dari seorang Waliyulloh.....adapun Waliyulloh Kamil,Terhimpun semuanya
pada dirinya (Syareat,Tareqot,Hakekat,dan Ma'rifat).
Membaca
surat Al Fatihah kepada siapapun itu bagian dari rahmat, adapun rahmat itu
sendiri bagian dari amalnya manusia hingga mencapai apa yang dituju"
Bahkan secara pemahaman Tasawwuf,,,"Bila kamu membaca 1 x Al Fatihah untuk
1000 orang yang kamu percayai,,,niscaya 1000 amal kebajikan akan kamu peroleh
tanpa dikurangi oleh Allah" Saya sebagai santri beliau yan hanya seujung
kukupun paham tentang makna Ta;lif.....bagaimana dengan anda yang hanya
berlandaskan akal semata..."Afala Ta'lamunn" berfikirlah dengan
memakai koidah hukum.. "Kullun Ya'mal syakilatih" semua sudah
mempunyai fak bidangnya masing-masing..
sesungguhnya
banyak dari kita yang ngaku paham tapi hanya sebatas katanya, bukan dari
belajar tentang ilmu agama, khususnya Tasawwuf dan tauhid. Sebab dalam
pandangan ilmu Tasawwuf,,,semua akan kembali kepada Dzat agung yaitu
Allah,,,jadi segala apapun makna kebajikan sunnah kita jalani,,walau itu buat
Jin sekalipun,,,,,karena sifat mendoakan bagian dari Dzatnya Rosululloh SAW..
Ya
Kamalul Muthaba'ah.......Engkaulah Babul Rohmat bagi Negeri ini.........Dirimu
Mutiara yang tak ternilai di Zaman ini..........Badal min Wasilah Baginda
Rosululloh SAW.......Safaqohmu Menyeluruh,Karomahmu Meliputi seluruh
alam-Nya.........Tiada suatu Keberkahan kecuali atas Ridhomu.......Waliyulloh
Tertinggi fi Hadzazamani........Tersurat dalam Fi Kitab Jami'il Karomatul
Auliya.....Engkaulah Waliyulloh Khotam (Syeikh Syareatul Khotam)...Pungkasan
Tertinggi fi Maqomat.......Sungguh Kami ingin menjadi Bagian Penggiring Bendera
Kebesaranmu di Yaumil Qiyamah nanti.....Syafaatmulah yang kami
harapkan....Hingga diri ini menghembuskan Nafas Terakhir...Ingin Memperoleh
Khusnul Khotimah Berkatmu Ya Waliyulloh Kamalat (Sempurna)......Engkaulah
Manusia Suci Penyambung Kalam min Sayyidina Baginda Rosululloh SAW....Siapa
yang jadi Wali wajib atas ijinmu Ya Waliyulloh Agung nan Mulia.
Sebodoh-bodohnya
Seseorang adalah tidak mengerti Hukum Ta'lif yang sebenarnya.......apakah
Bangsa Goib tidak Nyata dan Maujud? Bahkan seseorang anak manusia yg Ahlul
Bathin Terendahpun bisa merasakan Kehadiran Mereka Bangsa Goib.......Mereka
juga Makhluk Allah SWT,yang juga Wajib di hormati......Bahkan Mereka Juga
Mempunyai Maqomat Sebagai 'Sulthonul Ardhi' (Bagian Penjaga Keamanan Bumi,dari
Bangsa Goib).
Banyak
di kalangan kita orang awam.....salah kaprah dalam menilai mereka Bangsa
Goib........orang-orang bodoh yang beranggapan Goib,mereka selalu berpandangn
Negatif akan Bangsa Goib..........Padahal merekalah Bagian Kekuatan Keamanan
Bumi yang Berdampingn Dengan Keagungan Derajat Para Waliyulloh yang di
Anugerahkan Allah SWT,kepada mereka.......seperti Keterangan yang ku peroleh
dari Abi Syeikh Tsaniyyah Syareatul Khotam bahwa: 'Segala Hal apapun di muka
bumi ini di nisbatkan Pejalanan Amal/Ibadah'..... dan seperti Maqolahnya
Al-Imam Ibnu Salam ra: 'Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan semua Makhluk
Hidup,Penuh Manfaat bagi Seluruh Alam...Tiada satupun Ciptaan-Ku (Allah
SWT)...yang tidak bermanfaat,kecuali mereka yang menganggapnya Perusak (Su'ul
Dzon).
Dalam
Hadist Qudsi: 'Sesungguhnya Aku (Allah SWT) ciptakan Jin dan Sebangsanya
(Lelembut,Ahmar,Abdul Jumud,Syimar...Dll) Mereka wajib tunduk pada Keturunan
Nabi Muhammad SAW (Para Warisohnya/ Waliyulloh)....Tiada yang lebih tinggi dari
Derajat mereka,kecuali lainnya Wajib Menghormatinya'....
Adapun
secara makna ilmu Dhaukiyyah: Bahwa Goib juga Makhluk Allah SWT,Yang Punya Rasa
dan Nyawa sama seperti kita apada umumnya.....Mereka ini tidak akan gegabah
atau berani langsung datang ke tempat kita......Akibat kita yang tidak menjaga
Adab dan Mengerti Mereka,di sini seringkali Bangsa Goib Berkeliaran atau
Menjelma/Penampakan....dan saling berkelebat di hadapan kita secara jarak
jauh.Namun cara semacam ini sangat di benci oleh mereka Para Ahlul Goib,Karena
kita tidak punya Adab,Tata Krama,dan sopan santun kepada mereka...Sehingga
Mereka datang terkatung-katung tanpa di persilahkan oleh kita sebagai tuan
rumah.....Tidak sadarkah kita? Bahwa cara tersebut telah Menyinggung mereka
para Ahlul Goib? Jadilah bukan salah Mereka sepenuhnya jika Mereka bertindak
agak Anarkis Kepada Kita.....Akibat kitanya yang Tidak mengerti
mereka,Dangkalnya kita akan suatu Keluasan Ilmu Bangsa Tauhidiyyah.