Pada zaman dahulu kala, Imam Abu Hasan Asyadili, sebelum beliau menjadi seorang Waliyulloh Quthub, bagian dari sosok pemuda yang berwajah sangat tampan. Saking gantengnya kemanapun beliau pergi selalu dihampiri oleh gadiis-gadis jelita. Pada suatu malam Hasan, sapaannya, merasa resah dan tidak bisa tidur...Beliau akhirnya keluar rumah dan menyelusuri sepanjang jalan trotoar kota Damaskus. Malam kian larut Hasan, mulai merasa jenuh dengan keadaan kota yang penuh hiruk pikuk manusia."
Ya Allah,,,,kini aku sadar diri....Sesungguhnya dunia yang kini mewarnai hidupku,,tak lain bagian dari diriku sendiri di dalamnya. Aku sadar atas ketampanan wajahku...Aku sadar atas ketenaran namaku! Namun semua itu bagian dari pujian Setan Terkutuk. Bila aku tidak berbegas merubah hidupku, maka saat kematianku kelak,,,,namaku kian masyhur sebagai orang yang dimulyakan manusia. Tapi bukan dimulyakan oleh-Mu....Betapa hinanya diriku membawa kematian dengan GELAR orang terkenal, tapi dengan Hinaan AMAL DUNIAWI.....Betapa malunya diriku sewaktu para Malaikat Langit membawa RUHKU dengan perkataan....Hasan si penghianat!!!! Betapa malunya diriku sewaktu dihadapkan kepada-Mu,,,,engkau berkata Tuhanmu bukan Aku tapi ketenaran......Lalu siapa yang bisa membantuku kalau bukan amal ibadah karena Allah semata?"
Maka pada hari itu juga Hasan, pulang dengan deraian air mata dan esok harinya ia pergi dengan membawa satu baju penuh tambalan....
Beliau pergi tanpa tujuan dan berhenti di salah satu lereng bukit nan sepi dari manusia untuk bisa mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa. Beliau meninggalkan ketampanannya. Beliau sengaja menjauhkan diri dari ketenaran para gadis jelita. Kini beliau menjadi seorang pencangkul sawah tanpa punya nama yang dibanggakan.
Bertahun tahun beliau mengasingkan diri dengan mengandalkan upah dari salah satu majikannya sampai pada suatu malam Nabi Hidir AS, datang memberi selamat atas kegigihannya menjadi hamba Soleh dihadapan Allah....Dari kisah hidupnya ini Allah, memberinya gelar Al Hasan Al Ghony (Hasan yang sangat kaya raya) dan Allah SWT, menempatkannya kedalam Derajat RAJA WALI SEDUNIA (QUTHUB)
Renungan menjelang malam 》》》》