http://www.indospiritual.com/artikel_kisah-mistis-bung-karno-dan-mustika-naga-derajat.html#.U0bZ_6Lm6O4Ditengah derasnya hujan angin, sosok bung Karno yang kala itu masih
menjadi bocah angon yang berlari kecil menelusuri jalan setapak menuju
bukit gorong, yang terletak di sebelah kanan sungai Penyu Cilacap, Jawa
Tengah. Beliau membawa satu amanat dari salah satu gurunya KH. Rifai Bin
Soleh Al Yamani (Hadrotul maut), Banyuwangi, Jawa Timur. Sebagai
seorang pemikir handal yang mempercayai suatu kehidupan alam lain,
beliau kerap mengasingkan diri dalam fenomena yang tak layak pada
umumnya, yaitu selalu bertirakat dari satu gua kumuh, bebukitan terjal,
hutan belantara hingga tempat wingit lainnya. Kisah ini terjadi pada
Jum’at legi, bulan Maulud 1937 H. Berawal dari sebuah mimpi yang
dialaminya.
Di suatu malam, beliau didatangi seekor naga besar
yang ingin ikut serta mendampingi hidupnya. Naga itu mengenalkan dirinya
bernama, Sanca Manik Kali Penyu, yang tinggal didalam bukit Gorong,
kepunyaan dari Ibu Ratu Nyi Blorong, yang melegendaris. Dengan kejelasan
mimpinya, Bung Karno, langsung menemui KH. Rifai, yang kala itu sangat
masyhur namanya. Lalu sang kyai memberinya berupa amalan atau sejenis
doa Basmalah, yang konon bisa mewujudkan benda gaib menjadi nyata.
Lewat
suatu komtemplasi dan proswsi ritual panjang, akhirnya Bung Karno,
ditemui sosok wanita cantik yang tak lain adalah Nyi Blorong sendiri.
"Andika..!!! Derajatmu wes tibo neng arep, siap nampi mahkota loro, lan
iki mung ibu iso ngai bibit kejembaran soko nagara derajat, kang
manfaati soko derajatmu ugo wibowo lan rejekimu serto asih penanggihan"
terang Nyi Blorong. Yang arti dari ucapan tadi kurang lebihnya : "Anakku
!! Sebentar lagi kamu akan menjadi manusia yang mempunyai dua derajat
sekaligus (Pemimpin umat manusia dan Bangsa gaib yang disebut sebagai
istilah / Rijalul gaib).
Saya hanya bisa memberikan sebuah
mustika yang manfaatnya sebagai, ketenangan hatimu, keluhuran derajat,
wibawa, kerejekian serta pengasihan yang akan membawamu dipermudah dalam
segala tujuan" Mustika yang dimaksud tak lain berupa paku bumi, jelmaan
dari seekor naga sakti, Sanca Manik, yang di dalam mulutnya terdapat
satu buah batu merah delima bulat berwarna merah putih crystal, symbol
dari bendera merah putih / negara Indonesia. Sebagai sosok mumpuni
sekaligus hobi dalam dunia supranatural, 7 bulan dari kedapatan mustika
Sanca Manik, beliau pun bermimpi kembali. Yang mana di dalam mimpinya
sosok Kanjeng Sunan KaliJaga beserta ibu Ratu Kidul Pajajaran menyuruh
Bung Karno, datang ke bukit Tinggi Pelabuhan Ratu, Sukabumi – Jawa
Barat.
"Datanglah Nak ketempatku..!!! Kusiapkan jodoh dari
pemberian Putranda (Nyi Blorong) yang kini telah kau terima, tak pantas
melati tanpa kembang kenanga, lelaki tanpa adanya wanita" Tentunya
sebagai seorang yang berpengalaman dalam pengolahan bathiniyah, Bung
Karno, adalah salah satu bocah yang sangat paham akan makna sebuah
mimpi. Dalam hal ini beliau menyakini bahwa yang barusan dialaminya
adalah bagian dari keneran. Dengan meminta bantuan kepada, Kartolo
Harjo, asal dari kota Pekalongan, yang kala itu dianggap orang paling
kaya, merekapun hari itu juga langsung menuju lokasi yang dimaksud,
dengan membawa sedan cw keluaran tahun 1889. Kisah perjalanan menuju
Pelabuhan Ratu, ini cukup memakan waktu panjang, pasalnya disetiap
daerah yang dilaluinya Bung Karni, selalu diberhentikan oleh seseorang
yang tidak dikenal.
Mereka berebut memberikan sesuatu pada sosok
kharismatik berupa pusaka maupun bentuk mustika. Hal semacam ini sudah
sewajarnya dalam dunia keparanormalan sejak zaman dahulu kala, dimana
ada sosok yang bakal menjadi cikal seorang pemimpin. maka seluruh bangsa
gaibiah akan dengan antusiasnya berebut memamerkan dirinya untuk bisa
sedekat mungkin dengannya.
Untuk mengungkapkan lebih lanjut
perjalanan Bung Karno menuju Pelabuhan Ratu, yang dimulai pada hari
Kamis pon, Ba’da Subuh, Syawal 1938H, pertama kalinya perjalanan ini
dimulai dari kota Klaten Jawa Tengah. Di tengah hutan Roban, Semarang,
beliau diminta turun oleh sosok hitam berambut jambul, yang mengaku
bernama, Setopati asal dari bangsa jin, dan memberikan pusaka berupa
cundrik kecil, berpamor Madura dengan besi warna hitam legam.
Manfaatnya, sebagai wasilah bisa menghilang. Juga saat melintas kota
Brebes dan Cirebon, beliau disuruh turun oleh (empat) orang yang tidak
di kenal
1. Benama Kyai Paksa Jagat, dari bangsa Sanghiyang,
memberikan sebuah keris beluk-5, manfaatnya sebagai wasilah, tidak bisa
dikalahkan dalam beragumen.
2. Bernama Nyai Semporo, asal dari
Selat Malaka, yang ngahyang sewaktu kejadian Majapahit dikalahkan oleh
Demak Bintoro, beliau memberikan sebuah tusuk konde yang dinamai, Paku
Raksa Bumi, manfaatnya, mempengaruhi pikiran manusia.
3. Bernama
Kyai Aji, asal dari siluman Seleman, beliau memberikan sebuah pusaka
berupa taring macan, manfaatnya, sebagai kharisma dan kedudukan derajat.
4.
Bernama Ki Jaga Rana, memberikan sebuah batu mustika koplak, berwarna
merah cabe, manfaatnya sebagai daya tahan tubuh dari segala cuaca.
Lalu
saat melintas hutan Tomo Sumedang, beliaupun dihadang oleh seorang
nenek renta yang mengharuskannya turun dari mobil, mulanya Bung Karno,
enggan turun, namun saat melaluinya untuk terus melajukan mobil yang
dikendarainya, ternyata mobil tersebut tidak bisa jalan sama sekali,
disitu beliau diberikan satu buah mustika Yaman Ampal, sebagai wasilah
kebal segala senjata tajam. Juga saat melintas digerbang perbatasan
Sukabumi, beliau dihadang oleh segerombolan babi hutan, yang ternyata
secara terpisah, salah satu dari binatang tadi meninggalkan satu buah
mustika yang memancarkan sinar kemerahan berupa cungkup kecil yang
didalamnya terdapat satu buah batu merah delima mungil.
Sesampainya
ditempat yang dituju, Bung Karno dan temannya mulai mempersiapkan rambe
rompe berupa sesajen sepati, sebagai satu penghormatan kepada seluruh
bangsa gaib yang ada di tempat itu, tepatnya malam rabo kliwon, Bung
Karno, mulai mengadakan ritual khususiah secara terpisah dengan
temannya, semua ini beliau lakukan agar jangan sampai mengganggu satu
sama lainnya dalam aktifitas menuju penghormatan kepada bangsa gaib yang
mengundangnya.
Dua malam beliau melakukan ritual tapa brata,
dengan cara sikep kejawen yang biasa dilakukannya saat menghadapi
penghormatan kepada bangsa gaib, lepas pukul 24.00, Seorang bersorban
dan wanita cantik yang tiada tara datang menghampirinya, mereka berdua
tak lain adalah Sunan KaliJaga dan Nyimas Nawang Wulan Sari Pajajaran,
yang sengaja mengundangnya. "Anakku..!! Dalam menghadapi peranmu yang
sebentar lagi dimulai, ibu hanya bisa memberikan sementara sejodoh
mustika yang diambil dari dasar laut Nirsarimayu (dasar laut pantai
selatan sebelah timur kaputrennya) ini mustika jodohnya dari yang sudah
kamu pegang saat ini, gunakanlah mustika ini sebagai wasilah kerejekian
guna membantu orang yang tidak mampu, sebab inti dari kekuatan yang
terkandung didalamnya, bisa memudahkan segala urusan duniawiah sesulit
apapun" Lalu setelah berucap demikian, kedua sang tokoh pun langsung
menghilang dari pandangannya. Kini tinggal Bung Karno, sendirian yang
langsung menelaah segala ucapan dari Ibu Ratu, barusan.
Didalam
tatacara ilmu supranatural, cara yang dilakukan oleh Bung Karno, diam
menafakuri setelah kedapatan hadiah dari bangsa gaib tanpa harus
meninggalkan tempat komtemplasi terlebih dahulu, adalah suatu tatakrama
yang sangat dihormati oleh seluruh bangsa gaib dan itu dinamakan, Sikep
undur / tatakrama perpisahan.
Dari kejadian itu Bung Karno,
langsung mengambil sikap diam dalam perjalanan pulang sambil berpuasa
hingga sampai rumah / tempat kembali semula, cara seperti ini disebut
sebagai, Ngaula hamba / mentaati peraturan gaib supaya apa yang sudah
dimilikinya bisa bermanfaat lahir dan bathin. Dalam kisah ini bisa
diambil kesimpulan bahwa, segala sesuatunya bisa bermanfaat, apabila
disertai kerja keras dan tetap memegang penghormatan dalam menggunakan
apapun yang bersifat gaibiyah, bukan malah sebaliknya, berandai-andai
yang mengakibatkan kita jadi malas.
Kisah ini sudah mendapatkan
ijin dari Ahlul Khosois, Habib Umar Bin Yahya, Pekalongan, Habib Nawawi
Cirebon, Habib Nur, Indramayu dan Mbah Moh, dari Pertanahan Kebumen Jawa
Tengah. Semoga yang kami uraikan tadi bisa diambil hikmah dan
manfaatnya. Amin
Sumber : Misteri (Idris Nawawi)
ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
Blog ini berisi kumpulan tulisan, ajaran,snapshot dan iklan paranormal Idris Nawawi TjA Jam'ul Ijazah Cirebon yang saat ini sedang ramai dihujat di facebook.Blog ini juga berisi bantahan atas pernyataan dan tulisan Idris Nawawi TjA. MUI Cirebon Jawa Barat sudah mengeluarkan fatwa SESAT atas ajaran Idris Nawawi.
produk paranormal Idris Nawawi TjA Jam'ul Ijazah
Keterangan
Blog ini berisi kumpulan tulisan, ajaran,snapshot dan iklan paranormal Idris Nawawi TjA, pimpinan Pondok Pesantren Hafidz Qur'an Jam'ul Ijazah di Plered, Cirebon, Jawa Barat yang saat ini sedang ramai dihujat di facebook.
Sumber isi blog ini diambil dari:
1. Grup tertutup kumpulan artikel Idris Nawawi Jam'ij.
2. Grup kumpulan artikel Sutristian (copi paste).
3. Berbagai Situs dan blog.
4. Status dan komentar di facebook.
Blog ini juga berisi bantahan atas pernyataan dan tulisan Idris Nawawi TjA.
Harap dicermati, tulisan Idris Nawawi TjA yang menyangkut kutipan hadits Rasulullah saw dan hadist qudsi umumnya tidak disertai perawi yang jelas. Inilah yang mengindikasikan adanya penyimpangan dan kesesatan dalam tulisan-tulisan tersebut.MUI Cirebon Jawa Barat sudah mengeluarkan fatwa SESAT atas ajaran Idris Nawawi
Jumat, 11 April 2014
Kisah Mistis Bung Karno dan Mustika Naga Derajat
Label:
cerita fiktif,
fakta kebohongan paranormal idris nawawi dan husen nawawi cirebon,
masyaikh syareatul khotam,
membongkar paranormal berkedok agama dan syiar,
Paranormal Husen Nawawi Jam'ul Ijazah,
Paranormal Idris Nawawi Jam'ul Ijazah,
Paranormal Idris Nawawi TjA Jam'ul Ijazah
