http://motivasiartikel.blogspot.com/2010/11/seruan-para-rijalullah-bumi-menyikapi.htmlIDRIS NAWAWI
Rijalullah Bumi: “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya
dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani
syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala
sifat kohar alam….” Benarkah bencana besar akan kembali tiba?
Seiring akhir zaman, yang di dalamnya terdapat beraneka ragam musibah
dan bencana, kini para Rijalullah Bumi telah menyerukan kepada seluruh
ummat di dunia, “Perliharalah akhlak dan amalmu sebaik mungkin.
Sesungguhnya sebentar lagi bumi akan mengakhiri usianya.”
Keaktifan alam sejak diturunkannya Adam AS dan Saidah Siti Hawa ke
permukaan bumi ini merupakan Sunnatullah. Semua sifat alam telah
diperintah sang Illahi untuk selalu menjaga dan memberikan kebutuhan
hidup bagi manusia, sebagai suatu pengabdian sampai akhir zaman kelak.
Berjuta tahun pengabdian sifat alam masih dijalani hingga kini. Namun,
seiring zaman bertambahnya para manusia yang berdiam di atas bumi ini,
sifat alam mulai goyah. Ia tak sekokoh dulu lagi. Semua ini bukan
semata karena banyaknya manusia dari zaman ke zaman, melainkan karena
bertambahnya dosa yang menumpuk atas kedzoliman para makhluk bumi,
sehingga alam tak kuat lagi menopangnya.
Kini, seluruh sifat alam mulai berontak dan terus memohon kepada sang
Pencipta alam semesta untuk suatu perubahan. Bumi dan laut sudah lebih
dahulu memohon untuk mengakhiri hidupnya bersama para manusia yang ada
di atasnya.
Bagaimanapun kuatnya sifat alam untuk menjaga alam jagat raya ini,
mereka hanya sebuah af’al (ciptaan) yang tentu mempunyai kekurangan,
yaitu kefanaan/rusak. Karena sifat fana itu, lambat laun semuanya akan
berakhir dengan kehancuran.
Kini sudah banyak terbukti. Berbagai bencana alam atau musibah datang
silih berganti, melanda seluruh belahan jagat raya. Kerapuhan sifat
alam yang disebabkan oleh dosa para makhluk yang terus menindihnya
sejak zaman Adam as, hingga kini membuat sifat alam mengalami berbagai
kerusakan dan kefatalan, sehingga nyawa manusia terancam di dalamnya.
Lantas, bagaimana dengan perputaran sifat alam yang masih aktif seperti
sekarang ini, yang diyakini bahwa jagat raya sudah mau tutup usia?
Inilah jawaban secara hakikat sebenarnya.
Namun, sebelum Misteri mengulasnya lebih dalam, Penulis terlebih dahulu
memohon maaf kepada seluruh ulama Ahlul Fiqih, apabila dalam
pengulasan ini agak sedikit berseberangan pendapat. Sebab, bagaimapun
juga kita satu tujuan (Allah SWT). Perbedaan pendapat sesungguhnya
adalah sebuah rahmat.
Dalam pembedaran ini, Misteri akan mengambil satu hukum DID
BIDAUKIYATUL JAMALIYAH (ilmu yang tidak ada dalam kitab, langsung lewat
pemahaman isyarat para Ahlillah).
Dalam satu perkumpulan pengajian di kediaman Penulis, Al Habib Syekh
Mindarajatil Wilayah Wa Quthbul Mutlak Fi Hadzaz Zaman, berujar di
depan 10 santri pilihannya. Ini berlangsung sebelum empat hari
menjelang terjadinya gempa di Indramayu 9 Agustus 2007 lalu. Kurang
lebih penturannya sebagai berikut :
“Bagaimana aku harus menyikapi suatu keadilan yang telah dipercayakan
kepadaku, apabila keadilan itu datangnya dari sifat alam yang menuntut
atas segala dosa dan kedzoliman para makhluk hidup yang terus
menindihnya. Kini bumi dan laut telah datang dengan wujud aslinya.
Mereka menuntut dengan wajah garang membara. Lantas apakah aku harus
berdiam diri dengan tuntutan mereka atas sifat koharnya (keras).”
Beliau melanjutkannya lagi, “Sebentar lagi, sifat alam akan murka
dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai
manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa
meredam dari segala sifat kohar alam. Mari kita bersama-sama menyerukan
asma’ kebesaranNya. ‘Allahu Akbar’. Secara istiqomah, ikhlas dan terus
memohon. Semoga bencana ini dijauhkan dari marabahaya sifat manusia.
Amin.”
Dalam keadaan genting seperti ini, mereka para Rijalullah Bumi terus
tak henti-hentinya memohon pada sang pencipta alam semesta untuk
keselamatan seluruh ummat manusia di dunia. Lantas, bagaimana dengan
manusia itu sendiri? Apakah mereka juga berpikir seperti halnya para
Rijalullah Bumi? Wallahu’alam.
Yang jelas, tepatnya Rabu malam (8 Agustus 2007), pukul 21.15 WIB,
angin puting beliung tiba-tiba datang dari arah timur menuju laut
Cirebon dengan kencangnya. Angin itu meliuk-liuk di tengah lautan lepas
tanpa henti-hentinya. Suara gemuruh yang ditimbulkan dari kencangnya
angin puting beliung, membuat pinggiran pesisir Cirebon terasa bagaikan
runtuh.
Tapi anehnya, angin puting beliung itu hanya berputar-putar di atas
lautan Cirebon saja, tanpa menyentuh apalagi sampai merusak perumahan
penduduk setempat. Dan kejadian ini hanya berlangsung sekitar 4 menitn,
setelah itu raib entah kemana.
Baru pukul 00.15, bumi bergetar hebat sampai terasa di kediaman
Penulis. Dan setelah dapat informasi langsung dari salah satu stasiun
televisi swasta, ternyata apa yang diucapkan sang Habib, benar adanya.
Yaitu, gempa dengan kekuatan 7 SR, tepatnya di laut Indramahyu, Jawa
Barat, telah terjadi.
Dari kejadian ini, Penulis mendapat satu kabar dari salah satu santri
pilihan, yaitu seorang bocah wanita (maaf, demi sesuatu dan lain hal
Penulis sengaja merahasiakan namanya-Pen). Dia berujar, “Sesungguhnya
bencana ini hanya 5% saja dari aslinya. Sebab 4 hari sebelum semua ini
terjadi, para malaikat sudah memberi tahu, akan datang suatu gempa yang
akan menenggelamkan sebagian permukaan bumi. Empat kali lipat lebih
besar dengan bencana yang pernah terjadi di wilayah Aceh.”
“Kita semua wajib bersyukur, karena masih ada yang mau meredam segala
bencana, demi seluruh ummat manusia di duniam” tambahnya.
Anak ini memang bisa disebut sebagai “Anak Ajaib. Mengapa disebut
demikian? Sebab dia adalah seorang bocah perempuan yang baru berusia 9
tahun, namun dalam kehidupannya, dia langsung diajarkan oleh Rasulullah
SAW, sehingga dalam usia yang masih dibilang kanak-kanak, dia sudah
hafal Al-Qur’an 30 juz.
Sebelum terjadinya gempa di Indramayu, malam itu si bocah ini mengaku
telah kedatangan Rasulullah SAW, yang memerintahkan dirinya,
“Cepat-cepatlah adzan sebanyak 7x dan ditutup iqomah 3x. Niscaya tempat
ini akan selamat dari berbagai sifat kerusakan.”
Tak kalah menariknya, tiga hari sebelum gempa terjadi, Penulis beserta
para santri Majlis Dzikir Jam’ul Ijazah lainnya, selama tiga malam
berturut-turut telah melihat sejumlah fenomena keagungan llahi.
Misalnya saja, kami melihat secara mata telanjang bulan terbelah
menjadi dua, langit dan beberapa cahaya bintang bertuliskan lafadz
Allah dan Muhammad, juga bulan memendarkan 7 sinar terang membentuk
lafadz “Ya Haiyu Ya Kayyumu”, dan makam keramat waliyullah Pangeran
Anom Weru yang berada di samping rumah Penulis setiap malam
mengeluarkan sinar kunig terang benderang.
Dari beragam macam fenomena Illahiyah selama 3 malam berturut-turut
yang bisa disaksikan oleh mata kami, tentu Penulis sempat bersyukur
karenanya. Mungkin nilah keagungan Allah SWT yang pernah saya lihat,
dan belum tentu dalam seumur hidup akan bisa melihatnya lagi.
Hanya sekedar penyampai lisan dari kewaskitaan para Rijalullah Bumi,
kini para Rijal lain telah meninggalkan muka bumi ini, karena suatu
alasan. Mereka ingin hidup tenang dengan menjauhi makna duniawi, pindah
ke suatu alam kewalian (Thurobi) untuk selamanya. Diantara para
Rijalullah Bumi itu adalah Habib Syekh Tsamri Al-Athas, dan waliyullah
besar Raja Islam Al-Wustha.
Dengan bertambah sedikitnya para ahlillah bidarajul jalalah (manusia
yang dikaruniai sifat-sifat mulia sebagai penjaga keamanan bumi),
mereka berpesan untuk semua ummat manusia di dunia, “Bencana susulan
akan terus ada di jagat raya ini, berbagai sifat manusia akan mudah
emosi dalam segala hal karena kecurangan hati, jauh dari aqidah dan
pemahaman tentang ilmu agama. Bencana akan terus datang sebagai tasbih
sampai akhir zaman.
Kini bencana akan terus hadir dengan beraneka macam bentuk dan sifat
kelakuannya. Dimulai dari bentuk yang dibuat oleh manusia sampai bentuk
yang berasal dari sifat alam.
Kini hanya satu pangkalnya, istiqomahkanlah membaca ayat ‘Allahu Akbar’
100 x (dalam sehari) dan bersodaqolah lewat para anak yatim dan orang
tak mampu lainnya. Cukup 1 minggu sekali (seikhlasnya). Perbanyaklah
tafakur dalam introspeksi diri atas segala kelalaian yang pernah kita
perbuat sebelumnya dan carilah pembimbing mulia sebagai tongkat hidup
menuju jalan sakinah, karena hanya dengan jalan inilah kemurkaan alam
bisa diredam.”
Semoga dengan ulasan ini, saya selaku manusia yang dhoif, dan seluruh
masyarakat Indonesia lainnya, dijauhkan dari segala marabahaya, yang
sewaktu-waktu datang tanpa kita ketahui. Amin ya robbal alamin.
Blog ini berisi kumpulan tulisan, ajaran,snapshot dan iklan paranormal Idris Nawawi TjA Jam'ul Ijazah Cirebon yang saat ini sedang ramai dihujat di facebook.Blog ini juga berisi bantahan atas pernyataan dan tulisan Idris Nawawi TjA. MUI Cirebon Jawa Barat sudah mengeluarkan fatwa SESAT atas ajaran Idris Nawawi.
produk paranormal Idris Nawawi TjA Jam'ul Ijazah
Keterangan
Blog ini berisi kumpulan tulisan, ajaran,snapshot dan iklan paranormal Idris Nawawi TjA, pimpinan Pondok Pesantren Hafidz Qur'an Jam'ul Ijazah di Plered, Cirebon, Jawa Barat yang saat ini sedang ramai dihujat di facebook.
Sumber isi blog ini diambil dari:
1. Grup tertutup kumpulan artikel Idris Nawawi Jam'ij.
2. Grup kumpulan artikel Sutristian (copi paste).
3. Berbagai Situs dan blog.
4. Status dan komentar di facebook.
Blog ini juga berisi bantahan atas pernyataan dan tulisan Idris Nawawi TjA.
Harap dicermati, tulisan Idris Nawawi TjA yang menyangkut kutipan hadits Rasulullah saw dan hadist qudsi umumnya tidak disertai perawi yang jelas. Inilah yang mengindikasikan adanya penyimpangan dan kesesatan dalam tulisan-tulisan tersebut.MUI Cirebon Jawa Barat sudah mengeluarkan fatwa SESAT atas ajaran Idris Nawawi