produk paranormal Idris Nawawi TjA Jam'ul Ijazah

produk paranormal Idris Nawawi TjA Jam'ul Ijazah

Keterangan

Blog ini berisi kumpulan tulisan, ajaran,snapshot dan iklan paranormal Idris Nawawi TjA, pimpinan Pondok Pesantren Hafidz Qur'an Jam'ul Ijazah di Plered, Cirebon, Jawa Barat yang saat ini sedang ramai dihujat di facebook. Sumber isi blog ini diambil dari: 1. Grup tertutup kumpulan artikel Idris Nawawi Jam'ij. 2. Grup kumpulan artikel Sutristian (copi paste). 3. Berbagai Situs dan blog. 4. Status dan komentar di facebook. Blog ini juga berisi bantahan atas pernyataan dan tulisan Idris Nawawi TjA. Harap dicermati, tulisan Idris Nawawi TjA yang menyangkut kutipan hadits Rasulullah saw dan hadist qudsi umumnya tidak disertai perawi yang jelas. Inilah yang mengindikasikan adanya penyimpangan dan kesesatan dalam tulisan-tulisan tersebut.MUI Cirebon Jawa Barat sudah mengeluarkan fatwa SESAT atas ajaran Idris Nawawi

Rabu, 04 Juni 2014

BERKAH PETUALANGAN GAIB DI ALAS JATI CIREBON



Dalam petualangan gaib di hutan keramat ini, Misteri mendapat pengijazahan berupa ilmu kerezekian dengan media kayu setigi. Bagaimanakah rahasianya…?

OLEH :  IDRIS NAWAWI

Kisah berbau gaib ini memang sudah cukup lama berlalu. Persisnya berlangsung pertengahan tahun 1998 silam. Meski begitu, ada sisi yang amat menarik dari perjalanan gaib ini, yang barangkali saja bisa bermanfaat bagi Pembaca majalah kesayangan ini.
Waktu itu, Misteri diajak oleh seorang teman bernama Abdullah Fanani. Kami pergi ke suatu hutan legendaris bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya, yang dikenal dengan nama Alas Jati. Dikatakan legendaris sebab menurut kisahnya, pada masa kejayaan Sultan Cirebon yang dipimpin oleh seorang Waliyullah Kamil, Sultan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, hutan ini selalu dimanfaatkan kayu jatinya yang terkenal bagus dan panjang menjulang untuk dijadikan tiang penyangga masjid. Bahkan, masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon yang sangat terkenal akan kekeramatannya itu, hampir seluruh kayunya diambil dari Alas Jati.
Cerita lain menyebutkan, Alas Jati ini sering juga dijadikan tempat bertapa para Wali Songo dan santrinya untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta Alam. Di situ pula berbagai aktivitas penggemblengan ilmu batin diajarkan para sunan.
Meski zaman telah berkembang dengan pesat, namun kawasan Alas Jati  masih tetap dipercaya mengandung kesakralan dan fenomena gaib tertentu. Sebagai contoh, dalam keseharian masyarakat Desa Benda Kerep dan sekitarnya, menganggap Alas Jati sebagai hutan yang sangat wingit. Jarang sekali ada warga yang berani memasuki kedalaman hutan ini seorang diri.
Menurut cerita penduduk yang tinggal di sekitar lereng Alas Jati, hutan jati ini masih sering menampakkan berbagai fenomena gaib, seperti kesaksian sejumlah warga Desa Benda Kerep yang mengaku pernah melihat kawasan hutan jati tersebut berubah menjadi sebuah pasar malam, dengan pengunjungnya yang berlimpah ruah.
Ada juga kesaksian yang menyebutkan bahwa warga memang sering mendengar suara gamelan yang mendayu-dayu sedemikian rupa. Lebih dari itu, ada pula warga yang telah mendapat berbagai macam benda pusaka.
Berbagai kesaksian tersebut rupanya cukup menarik perhatian Abdullah Fanani. Dan sebagai seorang yang  gemar bertualang menyibak kemisteriusan dunia gaib, tentu saja ajakan sang teman tak bisa Misteri tolak. Apalagi, Abdullah Fanani mengatakan kalau dirinya ingin berburu pusaka di dalam kelebatan Alas Jati yang wingit itu.
Setelah menyusun kesepakatan, akhirnya berangkatlah kami berdua. Dengan berbekal keyakinan dan berbagai perlengkapan yang cukup memadai, Alhamdulillah akhirnya perjalanan kami sampai juga di perbatasan Desa Benda Kerep. Sesampainya di sana, kami harus menyelusuri sungai sejauh kira-kira 2 Km. Hal ini harus kami lakukan sebab setahu kami memang tak ada jalan lain, kecuali lewat sungai tersebut.
Di saat matahari mulai terbenam ke ufuk barat, kami telah sampai di bibir Alas jati. Tanpa peduli dengan kegelapan yang mulai meliputi sang mayapada, kami terus melangkah lebih jauh masuk ke dalam hutan.
Sambil menyusuri setapak demi setapak areal Alas Jati, Misteri tak kuasa untuk menghayati pemandangan yang terhampar di sekelilingnya. Subhanallah! Misteri amat takjub dengan seluruh pepohonan besar yang berbaris sedemikian rupa, seolah para raksasa yang berdiri mengawal keagungan awal.
Anehnya, pemandangan suasana hutan yang terhampar di sekeliling Misteri yakini pernah terlihat dalam mimpi tiga tahun yang lalu. Ya, mimpi itu benar-benar menjadi suatu kenyataan. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Entahlah! Yang pasti, Misteri mulai teringat kembali kejadian mimpi tiga tahun yang lalu. Dalam mimpi itu, Misteri bertemu dengan seorang kakek yang memberikan sebatang kayu berbentuk papan,  berwarna hitam legam yang di tengahnya terdapat rajah berupa deretan huruf-huruf Hijaiyah (Arab).
Lambat laun, lamunan Misteri buyar oleh suara Abdullah Fanani yang memberi tahukan bahwa waktu Maghrib telah tiba. Dia pun mulai mengumandangkan Adzan. Setelah kami sama-sama mengambil wudhi di aliran sungai kecil yang tak jauh dari tempat kami. Setelah itu kami melakukan sholat berjamaah.
Selepas sholat, Misteri mulai mempersiapkan segala sarana untuk ucapara ritual, yang sebelum berangkat memang sudah kami dipersiapkan di rumah.
Tepat pukul 21.00 wib, Misteri dan Abdullah Fanani berpisah untuk mencari tempat masing-masing. Tentu saja maksudnya agar kami bisa khusyuk dalam melakukan ritual yang akan digelar, sesuai dengan permaksudan masing-masing juga.
Lewat sebuah amalan pembuka pintu gaib, Misteri mulai memusatkan segenap konsentrasi untuk masuk ke alam dimensi maya. Entah sudah berapa jam Misteri memusatkan konsentrasi, bahkan berbagai amalan dan ajian yang berbeda-beda sudah Misteri gunakan, namun alam dimensi lain belum juga terbuka tirainya.
Baru menjelang pukul 02.30 wib, Misteri mulai bisa menyibak alam lain yang ada di Alas Jati. Subhanallah! Yang pertama Misteri lihat ternyata sebuah pasar malam yang banyak sekali pengunjungnya.
Dengan suatu urutan kejadian yang sulit diceritakan lewat untaian kalimat, yang jelas Misteri mulai menapaki ruas jalan di arena pasar malam yang dipadati orang tengah belanja itu. Anehnya! Semua orang yang ada dipasar itu tidak ada satu pun yang salah menyapa. Gerak-gerik mereka serba  cepat, seolah semuanya diburu waktu untuk mengejar kepentingan pribadi masing-masing.
Dalam pandangan mata Misteri, pasar itu tak ubahnya seperti pasar pada umumnya yang ada di alam manusia. Hanya saja barang-barang yang diperjual-belikan nampak sangat janggal. Barang dagangan yang mereka jual belikan seluruhnya tidak sama dengan dagangan bangsa manusia. Ya, mereka banyak menjual berbagai pusaka, kuningan sari, batu permata, intan berlian, dan berbagai macam uang kuno.
Entah sudah berapa jauh Misteri menyelusuri pasar gaib. Karena terasa lelah, akhirnya Misteri beristirahat di sebuah mushola kecil yang sepertinya sudah sangat tua. Ketika Misteri akan masuk ke dalam mushola tersebut, tiba-tiba dari dalamnya keluar seorang kakek. Rupanya, si kakek sengaja ingin menyambutku kedatangan Misteri.
“Selamat datang anakku!” Cetus si kakek. Sikapnya amat ramah, dengan senyum yang terasa menyejukan. Misteri pun memberi hormat padanya dengan cara mencium jemari tangannya. Setelah itu si kakek memeluk pundak Misteri, dan mengajaknya masuk ke dalam mushola tua.
“Anakku, aku sangat senang sebab kau bisa datang di kediamanku itu. Sudah lama aku menunggumu. Rasanya, sudah tiga tahun menurut hitungan bangsa manusia. Ingat, .aku pernah hadir dalam mimpimu, bukan?”
Subhanallah! Misteri baru sadar kalau  kakek inilah yang memang pernah hadir dalam mimpi tiga tahun silam itu.
“Ya, saya baru ingat kakek memang pernah hadir dalam mimpiku. Tapi, benarkah kakek yang dalam mimpi itu memberikan kayu hitam kepadaku?” Tanya Misteri.
“Benar, cucuku!” Jawab si kakek.
“Masya Allah!” Misteri langsung menubruk si kakek. Rasa haru, sedih, bahagia, bercampur aduk dalam dada Misteri. Bahkan, entah mengapa, saat itu Misteri sempat menangis untuk sesuatu yang tak jelas. Mungkin, karena Misteri merasa telah melampaui suatu kegaiban yang amat sulit dicerna dengan akal sehat.
Setelah keadaan berubah tenang, si kakek baru mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. “Nak, inilah kayu hitam yang pernah aku berikan kepadamu dalam mimpi itu!”Katanya.
Misteri hampir tak percaya dibuatnya, sebab kayu yang diberikan si kakek wujudnya memang sama persis dengan kayu yang diberikannya lewat mimpi tiga tahun silam. 
Dari pertemuan ini akhirnya Misteri jadi tahu kalau si kakek bernama Ki Waru Seta. Beliau berasal dari golongan bangsa Jin Muslim. Dan kayu hitam pemberian si kakek itu ternyata adalah Kayu Setigi. Tapi yang paling penting, dalam pertemuan itu Misteri diajarkan beberapa ilmu, di antaranya apa yang disebut sebagai Ilmu Rajah Kerejekian.
Waktu tidak terasa, pemberian pemahaman dan penggeblengan berbagai ilmu yang diajarkan si kakek, membuat Misteri betah dan mau berlama-lama dengannya. Namun,  adzan Subuh sudah terdengar berkumandang. Anehnya, bersmaan dengan terdengarnya suara adzan, tiba-tiba keadaan di sekeliling Misteri berubah menjadi gelap. Misteri terhenyak kaget ketika menyadari bahwa kini Misteri sudah bukan lagi tinggal di dalam mushola engan si kakek. Tapi, masih di dalam Alas Jati, tempat semula Misteri melakukan ritual.
Namun, sebelum Misteri sadar sepenuhnya apa yang telah terjadi, seketika itu juga Misteri tercengang, sebab ternyata kayu setigi pemberian dari si kakek Woro Seto, nyata sudah tergeletak di hadapan Misteri.
Singkat cerita, ritual gaib di Alas Jati Cirebon telah menghasilkan sesuatu berupa kayu setigi. Sedangkan Abdullah Fanani, berhasil menarik sebuah pusaka bernama keris Pandawa, keris berluk 5 yang sungguh indah.
Sayangnya, dua tahun setelah kejadian itu, kayu setigi yang diperoleh Misteri di Alas Jati dipinjamkan kepada seorag teman yang sedang kesusahan karena terlilit utang. Namun, setelah waktu yang sudah ditentukan, ternyata kayu setigi itu oleh sang teman malah dijual kepada seorang pengusaha ikan di daerah Pekalongan.
Mungkin, semua sudah ditentukan oleh Allah SWT, bahwa kayu setigi itu memang tidak berjodoh dengan Misteri. Karena itu tak ada kata menyesal dalam sanubariMisteri.
Yang paling penting, dalam kesempatan saya akan membuka secara umum tentang rahasia pembuatan rajah kerejekian lewat piranti kayu setigi seperti yang diajarkan oleh kakek Woro Seto, sebagai berikut:
 Siapkan kayu setinggi ukuran bebas, dan siapakan pula buhur Magribi, kembang tujuh rupa, kembang melati satu piring dan dua kuntum bunga mawar utuh.
Caranya:
Bila sarana sudah siap semua, bakarlah buhur Magribi sebagai pewangi ruangan. Lalu, berdzikirlah dengan membaca shalawat Nabi (Allahumma solli ala sayyidina Muhammad) sebanyak 3500 kali.
Setiap selesai membaca shalawat Nabi, tulislah satu huruf surat Al-Kautsar di atas kayu setigi. Ingat! Setiap satu huruf dari surat ini harus ditebus dengan membaca shalawat Nabi sebanyak 3500 kali.
Sedangkan dalam huruf surat Al-Kautsar, semua berjumlah 37 huruf. Jadi kita wajib membaca shalawat Nabi untuk menebus rajah kerejekian ini sebanyak 3500 x 37 = 129.500 kali membaca shalawat Nabi.
Dalam membuat rajah piranti kayu setigi, kita diharuskan satu dudukan sampai selesai. Dengan kata lain, tidak boleh diputus atau bergeser tempat. Seperti, malam ini ritual, sisanya besok malam, cara seperti ini dianggap batal.
Semoga dengan takdzim watahrinan kepada si pemberi ijazah ilmu ini, kita semua dijauhkan dari kemiskinan yang sekarang sedang melanda negeri tercinta. Amin ya robbal alamiin…!


ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar