MENGENAL DO'A DAN KEKUATAN..

Doa, dalam pandangan ahlu Syar'i desebut "Permohonan atau harapan"
adapun secara pandangan ahlul Bathin di sebut "Terlestarinya manfaat" dan bagi pandangan para Arifun/setarap Waliyulloh dikatakan sebagai bentuk "Kemustajabahan"

Dalam wadah yang sama, perbedaan kerap terjadi khususnya dalam mengenal keluasan ilmu bangsa Tauhid, ada kalanya mereka berpendapat menurut akalnya semata dan adakalanya berfikir luas sebagai bentuk Qodratillah" Nah saya perjelas disini tentang makna "Keluasan doa".
Hadist Rosululloh:
"sewaktu kita berdoa dan menaburkan bunga/kembang di atas pekuburan niscaya Allah akan terus mencatat pahala orang tadi sampai bunga menjadi kering"
Inti dari Hadist ini bagian dari doa yang terlestari, secara pandangan ahli bathin,,Adapun secara pemahaman Ahlul Arifun, dalam menyikapi Hadist tadi, bagian "mustajabahnya doa kita hingga Allah, sampai memberikan pahala yang terus menerus hingga keringanya bunga tadi.

nah cara semacam ini sama halnya dengan doa para Waliyulloh, dalam membuat rajah atau mustika/pusaka,,,"mengapa mustika atau pusaka mempunyai kekuatan?" Jawabannya karena 2 faktor yang saling berkesinambungan antara satu dengan lainnya.

1- Setiap doa akan terlestari sampai keringnya/rusaknya benda yang kita doakan. Kalau yang kita doakan melalaui wasilah bukan kembang? tapi mustika attau pusaka? tentu berpuluh tahun bahkan ratusan tahun lamanya mustika atau pusaka tadi tetap terlestari kekuatannya, apalagi yang berdoa bangsa Waliyulloh atau setingkatnya?.

2- Ilmu Hikmah menjawab bahwa Jin dan bangsa Asgor (lelembut) diciptakan sebagai makhluk pembantu manusia (makhluk paling sempurna) dan sewaktu Allah, menunjuk kekasihnya (Waliyulloh) maka semua bangsa gaib atas perintahnya"
Sudah jelas bukan makna doa yang dimaksud?

Lalu bagaimana dengan orang-orang awam? walau mereka memegang pusaka atau mustika dari bangsa Waliyulloh, namun tidak bisa merasakan manfaatnya? Sebenarnya pertanyaan semacam ini bohong TOTAL,,,kenapa alasannya?

Allah sudah bersabda: "Tidak ada satupun di dunia ini yang tidak manfaat bagi manusia, kecuali mereka yang mengakalinya sendiri/selalu beragumen dengan nafsu syahwatnya sendiri (apa kata akalnya)"
"Bila kita menemukan atau memegang benda/wasilah agung,,maka mulyakan benda itu dengan ketakwaan kepada Allah, bukan malah ditanyakan manfaat dan lainnya, karena setiap keagungan pasti mempunyai kekauatan/karomah yang sangat luar biasa sekali bagi manusia khususnya....Jalani apa adanya dan seringlah memberi hadiah Fatihah bagi khodam/pemilik dari benda agung tersebut.....Nah cara semacam inilah yang bakal manfaat bagi kita atas segala doa para Ahlulloh wa ahlu Rosul.........

ADAKAH SUMBER CERITA DI ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?