Dalam mengenal kelebihan, baik berupa Khoarik/ kesaktian, maupun Karomah/ seperti bangsa Waliyulloh,,,semua bisa dilihat dari kaca mata turunannya. Sebab Allah SWT,,,selalu memberikan kelebihan terhadap semua hambanya melalui jied/ watak keturunan. Seperti dalam dalil Ijmal: "Sesungguhnya kesempurnaan para hamba hanya bisa dilihat dari kelebihan keturunanya" Seperti para Habaib, mempunyai kelebihan ahli Ilmu, dan Wali Ahwal, mempunyai kelebihan ahli kesaktian"....Walau cara semacam ini tidak semuanya benar, tapi setidaknya 50% akan menjadi watak dan berbekas sepanjang masa.
Dan keturunan ini pula sejarah
mencatatnya secara fulgar: Seperti semua Waliyulloh Athob (Qutub) mereka pasti
terlahir dari keturunan muthlak Rosululloh SAW. Sedangkan Waliyulloh yang lahir
dari keturunan Ahwal (biasa) mereka hanya mampu menjabat sebagai Rijalulloh
Abdal. Apakah semacam ini adalah pilih kasih?.........Allah beerfirman:
"Sejelas-jelasnya keturunan adalah mereka yang mau memperjelas nasabnya
secara benar" maksud dari kalam ini,,,,hanya bagi mereka yang mempunyai
keturunan jelas hingga sampai junujungan Rosululloh SAW..Sebab mencari
keturunan itu tidak bisa kita dapatkan kecuali dari atasnya yang memberi tahu
kepada kita. Jadi .....tidak bakal terjadi atau tidak sah,,apabila kita mengaku
Habib, apabila masih katanya. Dan tidak sah mengaku Wali, apabila hanya lewat
mimpi. Sebab Allah,,memberikan segalanya yang ada pada diri kita sebagai umat
manusia sangat jelas beserta hukum-hukumnya.
Inilah ketentuan dunia dimata ahli
derajat, yang fainsya Allah 100% benar secara hukum keturunan dan hamba atas
pemberian anugerah dari Allah SWT. Habaib akan mempunyai 3 generasi. Ahli
Ibadah (Waliyulloh) ahli Dunia (Umum) dan Ahli hujjah (bahil/pelit) Ahwal akan
mempunyai dua generasi. Ahli ibadah (waliyulloh Abdal/pertahanan bumi) Ahli
Syareat (goflah/ melawan hukum Allah) Sedangkan keturunan dari Sanghyang
mempunyai 3 generasi. Ahli ibadah (khowarikul adat/ wali Umum) dan Ahli
duniawi. Secara makna keseluruhan, semua keturunan ini tidak bisa dirubah
secara bentuk sifat, kecuali Allah menempatkan lain. Seperti Wali Kamalat
(sempurna) dan ahli Dunia yang cinta bersedekah. Sebab untuk merubah sifat ini
bagi manusia pada umumnya butuh waktu 30 sampai 40 tahun lamannya.
Lalu bagaimana kita mencari cela
untuk bisa meraih derajat yang lebih tinggi dihadapan Allah SWT, baik dari
golongan Habaib, Ahwal dan Sanghyang? inilah jawabannya secara akurat dan
secara hukum ADAT/keumuman. 1- Mempunyai guru pembimbing dari bangsa Waliyulloh
Athob (qutub) disini Allah akan membuka dan menutup manusia tergantung dari
amalnya, sehingga belum tentu kita bisa mendapatkan guru yang dimaksud hingga
sampai akhirnya. 2-Memperjuangkan hak kebajikan, seperti istiqomahnya
bersedekah dan menjamin umat banyak. disini Allah akan membuka dan menutupnya tergantung
dari ke Imanan para hamba-hambanya. Tidak mudah mencari derajat dan tidak sulit
meraihnya, semua tergantung dari pengukuran kadar ke Imanan masing masing. 3-
Menjamin hakkul badan/ menyayngi badan sendiri, dengan cara bertawakkal
melebihi batas. Disni Allah akan membuka dan menutupnya tergantung dari kadar
kesemangatan kita dalam mengarungi ketakwaan yang maksimal. Sebab perbahan
kehidupan akan menentukan langkah kita menuju Husnu atau Su'ul khotimah di
akhir hayatnya.
Perubahan amal manusia terbagi
menjadi 3 tingkatan: 1- Lahirnya kecintaan ibadah kita dihadapan Allah SWT.
Cara semacam ini akan mudah pupus dengan beragam cobaan dan perubahan iklim
penempatan. Boleh sekarang kita dikatakan ahli ibadah, namun karena Cinta,
Harta, kefakiran DLL, badan lambat laun menolak ibadah tadi akibat beban dan
keadaan yang membawanya jauh dari makna ibadah itu sendiri (malas akan terjadi)
2- lahirnya kesadaran diri. Setiap manusia akan diberiakn ssifat sadar dimana
Allah menempatkannya. Cara semacam ini kerap kita rasakan sewaktu mendapatkan
musibah, keadaan yang tidak mendukung, atau secara kesengajaan. Namun sadar
diri akan mudah pupus seiring perjalanan hidup kita arungi dengan banyaknya
pola sifat dan keinginan. seperti lahirnya ahli ibadah, tapi tatanan hatinya
penuh cinta pada wanita atau harta DLL. 3- Lahirnya kehancuran....Setiap
manusia akan dihadapkan pada sifat GOFLAH/ lupa akan keccintaannya kepada
Allah,,semua ini terjadi akibat lamanya kita kurang bisa menjalankan ibadah
kepada Allah, akibatnya,,,hati ingin melaksanakannya namun lahir berat untuk
menjalankannya. hati ingin berbuat baik namun lahir malas untuk
melaksanakannya.....Cara semacam ini butuh waktu tang lama untuk
menghidupkannya kembali....RENUNGKANLAH!!!!
Secara hukum kitab......Walau kita
sudah tercipta menjadi Waliyulloh sekalipun,,,,namun basic kita
pembisnis,,,maka lambat laun,,kewalian itu akan hancur dengan sendirinya
seiring kesibukan dan jauhnya badan kita dari orang-orang yang beriman. maka
ketahuilah kunci terbaik dalam melaksnakan hidup adalah pemegang AGAMA. cara
semacam ini butuh waktu lebih dari 20 tahun lamanya........Juga
sebaliknya,,,,para ahli duniawi,,mereka bisa menjadi Waliyulloh dengan
hartanya...namun kegagalan disini,,kuatkah mereka ahli dunia mengubah hidupnya
menjadi ahli ilmu?????? Allah,,akan menempatkan apapun pada diri manusia
terhitung 7 tahun lamanya..Apabila dalam 7 tahun ini badan kita lebih diarahkan
ke sifat agama, niscaya Allah akan menempatkannya pada maqomat luhur. Tapi
apabila badan kita lebih condong ke arah duniawi, maka Allah akan
menempatkannya pada kehancuran maqomat dan lainnya........(fimaqola Syareatul
Khotam)
Secara garis Mursyid. Siapapun
murid,,,tidak bakal mengetahui maqomat gurunya kecuali Rosululloh SAW, sendiri
yang mengabarkan kepada kita. makanya Imam Syafi'i pernah berkata: "yang
dimaksud Mursyid bagi sang murid,,,,beliau kedapatan isyaroh langsung dari
Rosululloh SAW, atau membawa langsung sang Mursyid untuk bisa bertemu dengan
jeng Rosululloh"....Jadi intinya Mursyid disini,,,Orang yang bisa membawa
kita kepada Junjungan nabiyulloh Muhammad SAW...baik lewat Khidmat, amalan,
pemahaman maupun keluasan ilmu Wahby...
Dlm tradisi Islam, Hukum Nasab adl
Lelaki ke Lelaki... Sedang Rosulullulloh tidak memiliki Anak lelaki (putus
nasab)....krn sbgai tanda "Khotamin nabiyin"..???
>>>>>>>> saya jawab mengikuti 1000 Ulama, sejak zaman
Sahabat, Tabiin hingga Quthbul Muthlak di era pertengahan sampai zaman
Kewalian....Dalam Hadist Qudsi di jelaskan. Rosululloh berkata: "Hendaklah
kamu runtutkan orang tua dan orang tuamu (nasab) sampai kepuncak kekasihku
(saydah Fathimah binti Rosululloh) sesungguhnya mereka bagian dari keluargaku
terhitung dari jied laki (bapak)" lalu pertanyaannya,,kenapa Allah SWT,
menciptakan dari Siti fathimah (perempuan) bukan dari nasab lelaki?????????
menurut Imam Syafi'i, Hambali, Maliki, Hanafi, dan 1000 Ulama Athob lainnya,
satu pendapat. Semua terjadi karena Siti fathimah bagian dari ibunya surga.
maksud bagian dari ibunya surga adalah.....Hadist Qudsi mengatakan: "Sesungguhnya
Hasan dan Husein, mereka berdua adalah Asbabul Jannah/ pembuka pintu
surga" (putra Saydah Fathimah dan Ali RA) dan apabila manusia mengingkari
satu Hadist Qudsi, maka hukumnya KAFIR...karena keimanan manusia tidak
sah,,apabila mereka tidak mau mengikuti kaidah hukum Allah, tapi memakai akalan
semata..Sebab Al Qur'an mengatakan...."Afala Ta'lamun, afala
Ta'qilun" berfikirlah kamu dan pahamilah segalanya atas ilmu Allah, bukan
hanya memakai akalan semata" Juga dalam pandangan Hadist Al jaelani, karangan
Imam Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani, mengatakan: "Sungguh bodoh dan
Majnun/stres...baginya yang memakai akalan semata tanpa terpenuhi NUR ilahi
Robby,,,tiada restu dan hukum yang menyatu kecuali musuh Allah yang
menghianatinya" (tidak percaya adanya nasab Rosululooh SAW. Dan Imam
Gozali juga pernah mengatakan pada kitabnya Bahrul maurud: "Bila nasab
Rosululloh masih dibahas, maka mereka bagian dari Abdul jumud/ setan tersesat,
yang mengingkari adanya nabi Muhammad SAW" waspadalah segala ucapan yang
terlontar dari mulut tak bertulang,,sesungguhnya apa yang sudah digariskan
Allah SWT, bagian HUKUM yang wajib kita hukumi secara Tafsir dan bukan secara
Akliyyah/akal....RENUNGAN!!!!
Bulu perindu yang asli,,,terdapat
dalam bambu petuk...silahkan bagi yang punya bambu petuk,,,,,potong
tengahnya,,,maka anda dapatkan bulu perindu..nah hanya seperti itu yang bisa
dipakai,,tapi apabila bulu perindu yang didapat dari ilalng sawah, (bentuk
panah) walau bulu itu bisa bergerak,,tapi tidak ada fungsinya sama sekali….
adapun bulu perindu yang dimaksud (punya khoarik) hanya yang terdapat dalam
bambu petuk..
ADAKAH SUMBER CERITA DI
ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/pimpinan-ponpes-idris-nawawi-jamij.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/lelang-penipuan-jimat-idris-nawawi.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/perjalanan-antara-jamij-dan-santri.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/batsul-matsail-tanya-jawab-seputar.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/batsul-matsail-tanya-jawab-seputar.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/jubah-kebesaran-berthorekot-adalah.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/makna-ketasliman-dalam-berthorekot.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/hadzaz-zamanus-sukut-walumul-buyut.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/addunya-mar-atun-walmar-atud-dunia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar