Lebih dari 50 anak Jamij luar yang menanyakan kepeduliannya untuk menjadi seorang MURID, terhadap Mursyid Adzom Waliyulloh Kamalat...Mereka sedikit paham tentang arti murid,,,setelah beragam pencerahan Hakkul Murid, dibahas berulang kali dalam forum ini. Disini kami jelaskan secara detail, apa saja, batasan murid secara pandangan kitab dan Mursyid itu sendiri. Inilah jawaban untuk menjadi murid dengan batasan-batasannya.......
Secara hukum yang
berlaku,,,,,menjadi murid harus melalui 3 tahap. yaitu,,,memahami Mursidnya
dengan keihlasan dan Syafaqoh hati. 2- Mengikuti perjalanan Mursyid sampai
Mursyid itu sendiri melapasnya (mampu berjalan sendiri) 3- Menanam ketasliman/
tidak berubah hati dan pikiran karena zaman atau waktu, hingga sampai wafatnya
sang Mursyid. Dalam ketiga tahap ini, semuanya wajib melalui kasbi/ wasilah
dari perjalanan panjang mengikuti Mursyidnya atau bisa juga dengan
cara,,,berbagi rasa dengan Hubbulloh/ orang terdekatnya. Dengan cara ikut
bersama-sama membantu keperluan Mursyid secara istiqomah.
Disini siapapun bisa menjadi
"MURID" dalam tanda petik!!!!! "bagi mereka yang mampu
mengklousingkan satu wilayah" seperti contoh: "Membantu perjalanan
Mursyid, dalam satu risalah. Seperti membiyai satu khoul/syukuran Akbarnya
Masyaikh, atau keperluan lainnya sehingga pada waktu itu, hati dan pikiran
Mursyid merasa senang dan langsung mengusulkan kepada Allah, atas segala amal
orang tadi hingga keterimanya menjadi murid SOGIR/ awal. Cara semacam ini bisa
terjadi pada diri siapapun tanpa terkecuali. karena Rosululloh SAW, sendiri
pernah berkata: "Sesungguhnya 1x hambaku menjamin kekasihku (Mursyid) maka
kuberikan kepercayaan padanya menjadi Ala Hak nabihimku/ keluarga di surga,
terhitung mereka masih mau berbagi terus menerus dalam Syafaqoh dan ketasliman
yang dijaga/ tidak berubah hati dan pikiranya" Secara makna
kitab,,,,,,,orang yang mampu seperti ini dijamin oleh Allah, masuk surga. namun
di timbang secara Hakkul amal/ ditimbanga amalnya di hari pembalasan nanti,,,,lebih
bobot mana antara maksiat, goflah (malas ibadah) dan amalnya...Bila lebih
banyak maksiat atau goflahnya, maka Allah, tetap mengajabnya terlebih dahulu.
Sebab Murid SOGIR/kecil,,bisa bisa turun maqomatnya seiring ibadah yang
tertinggal.
Lalu bagaimana menjadi MURID yang
benar secara ajaran ilmu TAUHID???? yang disebut murid adalah menjaga segala
hal yang kurang baik terhadap segala tingkah lakunya di depan sang Mursyid
(Taslim) dan menghormati semua ahlinya (keluarga Mursyid) dan MURID bisa
dikatakan SAH, apabila mereka paham tentang MAQOMAT dan perjalanan ilmu Allah
atau yang biasa disebut THOREKOT...Disini manusia banyak jatuh dan gagal dalam
pengakuan MURID walau dalam hidupnya pernah dikatakan MURID oleh sang
MURSYID...Dari mana jatuhnya?????? dari sifat KETASLIMAN yang tidak dijaga dan
dari JAUHNYA makna Ibadah karena keperluan duniawi atau lainnya, sehingga makna
Ma'rifat/ adab kepada Allah, terabaikan secara berangsur-angsur. Seperti
maqolahnya Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani: "Aku sering mengatakan MURID
pada kekasihku,,,namun mereka menghancurkannya sendiri dengan keangkuhan dan
kesombongan sifatnya, sehingga hanya mereka para kekasihku yang satu jalur
dijalan Allah,,,,,bagian dari muridku. Dan hanya satu murid yang kuterima
sampai mendarah daging,,,dialah Imam Ibnu Salam,,,sesungguhnya Ibnu salam ini
bagian separo dari nyawaku"
Sebesar mana takaran dan batasan
MURID dimata sang MURSYID......Murid bisa dilepas oleh Mursyidnya (sempurna)
apabila sang MURID mampu mengikut sertakan dirinya dalam perjalan Mursyidnya
dimanapun sang Mursyid membutuhkan. dan batasan MuRId disini,,mereka yang 100%
paham akan jati diri Mursyid maupun sifat keluarganya dan tidak ada bantahan
secuilpun dalam hati dan pikirannya untuk selalu berkhidmat kepadanya. Dan
kegagalan MURID secara ijma' maupun makna Taafsir/luas...mereka selalu memakai
akal, bukan tercetus dari hukum,,,dan mereka lebih menonjolkan pribadinya
daripada Syafakoh/ kelembutan buat teman-temannya. Sesungguhnya Mursyid dan
Murid, adalah satu jiwa satu rasa, satu perjalanan satu pemahaman, berbagi
kelembutan dan derajat untuk semuanya tanpa terkecuali dan bukan mementingkan
hak pribadinya secara utuh.,
Disini secara pribadi,,,saya katakan
mencari ridho Mursyid sangatlah panjang dan berliku. Butuh pengorbanan dan
kezuhudan yang maksimal disela detiknya, waktu maupun hari serta bulannya. Dan
saya katakan di forum umum ini,,,,saya tidak punya murid atau Ihwanul
Qolby,,,,semua Jam-ij adalah anakku,....sesungguhnya Guru dan Murid, wajib
punya takaran dan sopan santun secara adabiyyah...jadi siapapun boleh menjadi
anakku sampai suatu hari nanti kutemukan jati diri yang pas atas ijin Allah
SWT...Salam salimna wal muslimin/mat. min ahliiiiiii wa-ahlina,,,,wa ahli
Rosululloh,,,, ila kamalatul mutaba'ah.....
Secara umumiyyah,,,saya belum
memastikan siapa pendamping hidupku dan Masyaikh,,,,di sela KETASLIMAN yang
kian surut. Wabil Khusus,,,,,siapapun boleh memegang derajat keluhuran tanpa
terkecuali....dan saya pribadi menginginkan MURID terjadi dari santri Jam'ij sendiri,
baik yang didalam maupun yang diluar....Sebab perjalanan panjang dibutuhkan
seiring kelembutan dan kedewaasaan akal, untuk satu tujuan,,,,,Min ridhoillahi
syafatil ummati Muhammadin...laesu lisyahwatil badaniii ....
Kehancuran paling menonjol bagi seorang
Murid adalah??? mereka mudah meremehkan sifat AM/umum, yang terdapat dalam diri
sang Mursyid, seperti contoh: Sewaktu seorang guru sedang kedatangan sifat AM,
dengan polesan lahiriyyah yang terlihat kekanakan atau labil atau bercanda ria
DLL,,,sang Murid langsung menyamakan kedudukan Mursyidnya dengan keagungan
sifatnya. Disini yang banyak terjadi pada kehancuran sang Murid atas hilangnya
sifat adab. padahal sifat AM, yang terdapat pada diri Mursyid, bagian dari
sifat Rojulilyyah bangsa ke Tuhanan/berubahnya sesaat karena keadaan....Juga
banyak pula yang terlahir dari sifat Kohar/ tegas...Banyak murid yang
kehilangan kontrol karena merasa lahiriyyahnya dijauhkan, di cuekin atau tidak
di indahkan segala pertanyaannya. Cara semacam ini kerap menjadi kehancuran
ketasliman sang Murid, padahal saat itu sang Mursyid hatinya sedang bermunajat
tanpa mau diganggu olehnya.....
Siapapun bisa menjadi Murid seorang
Waliyulloh Kamil,,,,dan siapapun bisa menjadi pendamping Waliyulloh Adzom,
apabila dalam dirinya terlahir 7 manfaat: 1- Mendampingi sang Guru dimanapun
berada. 2- menjamin sang guru di setiap minggunya. 3- berkhidmat dan condong
kepada ilmu. 4- merubah pola hidup dan mengarahkan segalanya demi Mursyid. 5-
memahami nilai derajat lewat ahli derajat. 6- Menjaga nilai derajat dengan
mendekatkan diri kepada maqom Tajrid. 7- Hidupnya 70% berkhidmat kepada
Mursyid. Cara semacam ini yang selalu dilakukan oelh semua Waliyulloh sebagai
makna khidmat kepada Mursyidnya. Bila dari ke 7 ini tidak tertanam dalam diri kita,
jangan harap bisa menjadi murid sampai pada akhir hayatnya.
Murid tidak bakal terjadi kecuali
melalui 2 tahap...berteman secara langsung pada ahlul baitnya. 2- berteman
secara langsung pada ahli derajat di sekitarnya…. Makna murid terbagi menjadi 3
tahap. 1- Pengakuan murid sogir (kecil) dari mulut Mursyid sendiri. Cara
semacam ini bagian dari sifat anak/darah dagingnya Mursyid, tapi belum mencapai
Ruhaniyyah (masih bisa jatuh maqomatnya) 2- Pengakuan murid Kabir (ma'rifat)
cara semacam ini wajib ditempuh dari sifat belajar, menjamin dan khidmat setiap
saat. 3- pengakuan Murid Kamalat (sempurna) lepasnya Mursyid kepada muridnya
karena saking pahamnya murid kepada perjalanan menuju Allah SWT.
ADAKAH SUMBER CERITA DI
ATAS ? ATAU HANYA KHAYALAN PENULISNYA ?
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/pimpinan-ponpes-idris-nawawi-jamij.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/lelang-penipuan-jimat-idris-nawawi.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/perjalanan-antara-jamij-dan-santri.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/batsul-matsail-tanya-jawab-seputar.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/batsul-matsail-tanya-jawab-seputar.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/jubah-kebesaran-berthorekot-adalah.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/makna-ketasliman-dalam-berthorekot.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/hadzaz-zamanus-sukut-walumul-buyut.html
http://artikeldanajaranidrisnawawijamij.blogspot.com/2014/06/addunya-mar-atun-walmar-atud-dunia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar