SHOLAT YANG DITERIMA ALLAH SWT
Hadist Qudsi: "Satu kali saja sholat kita diterima dihadapan Allah, Maka jaminannya surga Bighoiri hisab/tanpa adanya hisab"
Bila kita menilik Hadist Qudsi ini, sesungguhnya sholat yang kita jalankan selama ini hanya sekedar kewajiban semata, namun hasilnya sama sekali tiada manfaat. Sebab secara kitab Tauhid dijelaskan, Sholat yang diterima dihadapan Allah, hanya terkhusus bagi mereka yang paham secara lafdzon wamaknan (keseluruhan) bukan terlahir dari orang-orang yang berpenyakit hati.
Sebab Sholat secara pandangan Hakikat disebut Muajjahah (bisa berhadapan langsung dengan Allah) secara tajalli Fissifat wal Af'al/Khusu' lepasnya akal dan kecintaan hamba yang begitu kuat hingga tiada bersitan bayang-bayang sifat duniawi.
Seperti Allah berkata di dalam surat Al-Maarij ayat 19-22, yang secara makna Tasrif, dijelaskan....."Sewaktu Allah menciptakan RUH, niscaya RUH akan patuh kepada-Nya. Namun sewaktu RUH telah bersatu dengan jasad/jisim, maka kebanyakan manusia akan inkar dan lebih mengutamakan akalnya (nafsu Hayawaniyyah). Mereka lebih mengutamakan sifat doktrin dengan pemahamannya sendiri daripada berpegang pada hukum yang benar. Itulah orang-orang Dzolim yang menghianati Tuannya sendiri (Allah).
Imam Gozali, pernah ditanya oleh muridnya: "Ya Syeikh,,,,,mengapa sifat hasud, Iri dengki, amarah dan dendam, sulit dihilangkan dari badanku? padahal saya sadar dan ingin merubahnya menuju ke sifat yang lebih baik?" Imam Gozali menjawab:
"Apakah engkau menjalankan sholat?" Sang santri kaget atas jawaban gurunya.
"Ya Syeikh...Saya tidak pernah meninggalkan sholat, bahkan selama ini saya selalu berjamaah dengan anda..Mengapa Syeikh berkata bahwa saya meninggalkan sholat?" Imam Gozali menjawab:
"Sesungguhnya orang yang menjalankan sholat, mereka bagian dari orang-orang yang sudah menghilangkan penyakit hati. Barang siapa yang belum bisa menghilangkan penyakit bathin seperti, Ghibah, Hasud, Takabbur, Riya' dan lainnya, niscaya mereka belum dikatakan ahli Sholat, dan Allah, belum menerima amal kebajikannya (Hanya sekedar menjalankan kewajiban tanpa manfaat".
Seperti yang terserat dalam kitab Iqodzul Himam: "Sesungguhnya sholat bagian ketundukkan hati manusia kepada Allah, dan apabila kita sudah tunduk kepada-Nya, niscaya Allah akan membersihkan hati orang tersebut dari perkara yang diharamkan, seperti ucapan yang dilaknat GHIBAH (menjelekkan orang lain) HASUD (sifat yang berharap orang lain jatuh). TAKABBUR (orang yang tidak mau disalahkan tapi ingin selalu menyalahkan orang lain). RIYA' (orang yang menganggap dirinya benar dan menjatuhkan martabat orang lain lewat ucapan maupun tingkah lakunya kepada kalayak luas). Sesungguhnya orang yang belum mengerjakan sholat, mereka bagian dari orang-orang yang mempunyai penyakit hati".
Maksud kata belum mengerjakan sholat disini adalah? "Mereka yang belum diterima amalnya atas pembawaan penyakit hati yang terlestari". Bahkan secara pandangan ahlu sunnah wal jama'ah...mereka berkata: "Sungguh mudah menghilangkan penyakit hati, hanya saja mereka tidak mau memikirkannya, bahkan terkesan melawan hukum Allah, golongan semacam ini disebut Jahlun wal mardud/Bodoh yang terlestari".
Para Ulama Sufi mufakat...."Golonganku akan meninggalkan sholat berjamaah jikalau yang menjadi Imamnya jelas-jelas masih mempunyai penyakit hati. Sungguh rugi aku berjamaah kepada Imam yang bodoh sehingga semua yang hadir tiada manfaat. Dan golonganku lebih mementinkan ketundukkan kepada Allah, daripada mengikuti mereka ahli Hasud. Sesungguhnya orang-orang yang paham Sholat, mereka yang sudah menjaga ucapannya dari sifat yang diharamkan, menjaga hatinya dari penyakit yang merusak akidah, meninggalkkan sifatnya dari pandangan yang membawa marabahaya dan meninggalkan sifat harta yang bukan menjadi miliknya".
Kitab Iqodzul Himam menjelaskan: "Sesungguhnya sholat khusu' hanya bagi mereka yang sudah bisa menghilangkan penyakit hati".
BERSAMBUNG-2
Hadist Qudsi: "Satu kali saja sholat kita diterima dihadapan Allah, Maka jaminannya surga Bighoiri hisab/tanpa adanya hisab"
Bila kita menilik Hadist Qudsi ini, sesungguhnya sholat yang kita jalankan selama ini hanya sekedar kewajiban semata, namun hasilnya sama sekali tiada manfaat. Sebab secara kitab Tauhid dijelaskan, Sholat yang diterima dihadapan Allah, hanya terkhusus bagi mereka yang paham secara lafdzon wamaknan (keseluruhan) bukan terlahir dari orang-orang yang berpenyakit hati.
Sebab Sholat secara pandangan Hakikat disebut Muajjahah (bisa berhadapan langsung dengan Allah) secara tajalli Fissifat wal Af'al/Khusu' lepasnya akal dan kecintaan hamba yang begitu kuat hingga tiada bersitan bayang-bayang sifat duniawi.
Seperti Allah berkata di dalam surat Al-Maarij ayat 19-22, yang secara makna Tasrif, dijelaskan....."Sewaktu Allah menciptakan RUH, niscaya RUH akan patuh kepada-Nya. Namun sewaktu RUH telah bersatu dengan jasad/jisim, maka kebanyakan manusia akan inkar dan lebih mengutamakan akalnya (nafsu Hayawaniyyah). Mereka lebih mengutamakan sifat doktrin dengan pemahamannya sendiri daripada berpegang pada hukum yang benar. Itulah orang-orang Dzolim yang menghianati Tuannya sendiri (Allah).
Imam Gozali, pernah ditanya oleh muridnya: "Ya Syeikh,,,,,mengapa sifat hasud, Iri dengki, amarah dan dendam, sulit dihilangkan dari badanku? padahal saya sadar dan ingin merubahnya menuju ke sifat yang lebih baik?" Imam Gozali menjawab:
"Apakah engkau menjalankan sholat?" Sang santri kaget atas jawaban gurunya.
"Ya Syeikh...Saya tidak pernah meninggalkan sholat, bahkan selama ini saya selalu berjamaah dengan anda..Mengapa Syeikh berkata bahwa saya meninggalkan sholat?" Imam Gozali menjawab:
"Sesungguhnya orang yang menjalankan sholat, mereka bagian dari orang-orang yang sudah menghilangkan penyakit hati. Barang siapa yang belum bisa menghilangkan penyakit bathin seperti, Ghibah, Hasud, Takabbur, Riya' dan lainnya, niscaya mereka belum dikatakan ahli Sholat, dan Allah, belum menerima amal kebajikannya (Hanya sekedar menjalankan kewajiban tanpa manfaat".
Seperti yang terserat dalam kitab Iqodzul Himam: "Sesungguhnya sholat bagian ketundukkan hati manusia kepada Allah, dan apabila kita sudah tunduk kepada-Nya, niscaya Allah akan membersihkan hati orang tersebut dari perkara yang diharamkan, seperti ucapan yang dilaknat GHIBAH (menjelekkan orang lain) HASUD (sifat yang berharap orang lain jatuh). TAKABBUR (orang yang tidak mau disalahkan tapi ingin selalu menyalahkan orang lain). RIYA' (orang yang menganggap dirinya benar dan menjatuhkan martabat orang lain lewat ucapan maupun tingkah lakunya kepada kalayak luas). Sesungguhnya orang yang belum mengerjakan sholat, mereka bagian dari orang-orang yang mempunyai penyakit hati".
Maksud kata belum mengerjakan sholat disini adalah? "Mereka yang belum diterima amalnya atas pembawaan penyakit hati yang terlestari". Bahkan secara pandangan ahlu sunnah wal jama'ah...mereka berkata: "Sungguh mudah menghilangkan penyakit hati, hanya saja mereka tidak mau memikirkannya, bahkan terkesan melawan hukum Allah, golongan semacam ini disebut Jahlun wal mardud/Bodoh yang terlestari".
Para Ulama Sufi mufakat...."Golonganku akan meninggalkan sholat berjamaah jikalau yang menjadi Imamnya jelas-jelas masih mempunyai penyakit hati. Sungguh rugi aku berjamaah kepada Imam yang bodoh sehingga semua yang hadir tiada manfaat. Dan golonganku lebih mementinkan ketundukkan kepada Allah, daripada mengikuti mereka ahli Hasud. Sesungguhnya orang-orang yang paham Sholat, mereka yang sudah menjaga ucapannya dari sifat yang diharamkan, menjaga hatinya dari penyakit yang merusak akidah, meninggalkkan sifatnya dari pandangan yang membawa marabahaya dan meninggalkan sifat harta yang bukan menjadi miliknya".
Kitab Iqodzul Himam menjelaskan: "Sesungguhnya sholat khusu' hanya bagi mereka yang sudah bisa menghilangkan penyakit hati".
BERSAMBUNG-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar