MENGENAL ILMU SUPRANATURAL DALAM PANDANGAN ISLAM
Dalam pandangan ahlu Dhoif (awam) segala peranan ilmu Supranatural, dianggapnya sesat dan kurang manfaat. Padahal secara pandangan ahli Tauhid, keluasan ilmu Supranatural, disebut ilmu paling tertinggi dan bagian pembuktian atas keagungan Af'alnya Allah secara Muthlakun (keseluruhan)
Namun sayangnya dalam pandangan dunia Suprantural, banyak orang labil yang masih belum paham dan jauh dari mengerti makna hukum dan akidah Nubuwwah, mereka langsung mengklaimnya sebagai basic sesat maupun aliran menyimpang. Padahal semua Waliyulloh dasarnya adalah suprantural.
Lalu bagaimana pembedaran Ilmu Suprantural miturut Kaidah Islam?
Dalam hukum Syar'i..Allah telah menjadikan dasar Islam, bermula dari makna sholat dan penyaksian (Syahadatain) lalu dari keduanya Allah mewajibkan serta meringankan hukum bagi semua hambanya, yaitu, membayar zakat disetiap tahunnya, berpuasa wajib 1 bulan penuh (Ramadhan) dan berhaji bagi yang mampu. hukum-hukum Islam semacam ini disebut Syareat (dasar hukum bagi seluruh mahkluk yang berakal)
Adapun tingkatan seatasnya disebut dengan istilah Iman.
Yang di maksud Iman disini adalah menjaga hati dan tingkah laku dari segala perbuatan Syirik (tidak menerimakan segala ketentuan yang sudah menjadi bagian Qodlo wal Qodarnya Allah) Seperti contoh,,,Tidak menerimakan orang lain lebih kaya, orang lain mempunyai derajat tinggi dari dirinya, lebih agung , atau selalu berharap agar orang lain jatuh terpuruk,. Pemahaman-pemahaman semacam ini secara ilmu Tauhid disebut Syirik (menyekutukan Allah/tidak menerimakannya atas segala HAK yang sudah terserat dalam Lauh Mahfudz) atau secara Al Qur'an disebutkan: "Jangan memikirkan amalnya orang lain, pikirkanlah amalmu sendiri sehingga engkau bisa lebih mengenal dekat akan keagungan ilmu Allah". Secara tafsir ayat tadi dijelaskan sebagai berikut: "Orang-orang yang masih memikirkan amalnya orang lain, mereka akan mudah terserang penyakit hati, yaitu Ghibah (menjelekkan orang lain) Tajassus (ingin menjatuhkan orang lain) dan Namimah (meniti kelemahan orang lain supaya dijadikan bahan olok-olokkan) Sesungguhnya 3 penyakit ini akan di tolak sewaktu akan memasuki pintu surga. Seperti Ucapan Baginda Rosululloh: "Surga akan menolak para hamba yang masih mempunyai penyakit hati, yaitu Ghibah, Tajassus dan Namimah. Sesungguhnya golongan ini tempatnya neraka Jahannam"
Secara asma'. Maqom Iman disebut juga sebagai ahli Bathin Ula (awal) dan mereka bagian ahli Thorekoh (perjalanan menuju Allah) namun belum bisa merasakan nikmatnya keagungan ilmu Allah. Mereka masih tarap perjalanan dan bathinya masih labil sehingga Allah masih mengijabnya hingga mereka masuk golongan Solah. Dan secara Pandangan ahlul Sufi....."Orang yang masih bercokol dalam maqom Iman, mereka masih disebut SIFAT dan bukan digolongan maqom ILMU (WUJUD) dan mereka masih jauh dari maqom Ahsan, sesungguhnya maqom Iman bagian dari permulaan A'mal menuju derajat Sir Asror Uluhiyyah.
Tingkatan seatasnya disebut SOLAH......
Maqom Solah, secara pandangan ilmu Tauhid, disebut dengan Ana'budahu Illallah,,,,,,antara hamba dan Allah dalam bertawajjuh.
Maksud Bertawajjuh disni adalah? Hamba yang selalu melestarikan tarikul Syar'i ila Tasydidul Qolbi...(orang-orang yang menjauhi sifat duniawi dan lebih mengutamakan mendekatkan diri kepada Allah) Dalam perjalanannya,,Golongan ini lebih mengutamakan Idzharu Qolbin salim (selalu bermunajat dan penuh khidmat kepada Allah) sehingga melahirkan kedekatan asma' dan bathiniyyah yang kuat dan mewujudkan Ilmu Thobaqo Antobaq yang Hak, yaitu, antara Af'alnya Hamba dan Af'alnya Allah...(pembuktian nyata wujud ilmu yang berasal dari asma' yang kuat hingga melahirkan Supranatural bathin/pembuktian ilmu Allah)
Secara Karomah disebut Tahkikul Ilmi (wujud nyata ilmu) dan secara pandangan ahlil Abidin, disebut penguasaan Sir Asror (menguasai Islam secara Kamil/sempurna) secara pandangan bangsa Nabi, disebut Ilmu Suryani (Nabi Sulaiman AS) ilmu bangsa Ke Tuhanan. Dan secara pandangan ahli tauhid, disebut, Asma' bangsa Talaqqo (nyata)
Nah dari sini sudah jelas bahwa islam sangat luhur dan luas dalam bertransaksi ilmu dihadapan Allah, namun karena orang-orang bodoh yang boro-boro paham makna tauhid, apalagi maqomat, mereka asal bicara sesat atau Musyrik sehingga menjadikan kebodohan kian merambah di hati masyarakat Syar'i. Padahal diatas maqom Solah, masih ada Maqom lainnya yang lebih tinggi dan tidak masuk akal secara pandangan syareat, namun diburu kalangan ahli Siddikin dan Arifin, karena keagungan didalamnya yang penuh dengan pembuktian dan keluasan ilmu Allah....
Maqola Imam Ibnu Athoillah dalam kitanya HIKAM
"Orang-orang bodoh, mereka banyak bicara dan Protes. Sedangkan orang-orang Alim, mereka malah mengejarnya untuk bisa mendapatkan ilmu bangsa Sir Asror/supranatural...Itulah perbedaan yang mencolok antara Himar (anak keledai) dengan Darojat (orang yang mempunyai derajat)
Masya Allah...........
Dalam pandangan ahlu Dhoif (awam) segala peranan ilmu Supranatural, dianggapnya sesat dan kurang manfaat. Padahal secara pandangan ahli Tauhid, keluasan ilmu Supranatural, disebut ilmu paling tertinggi dan bagian pembuktian atas keagungan Af'alnya Allah secara Muthlakun (keseluruhan)
Namun sayangnya dalam pandangan dunia Suprantural, banyak orang labil yang masih belum paham dan jauh dari mengerti makna hukum dan akidah Nubuwwah, mereka langsung mengklaimnya sebagai basic sesat maupun aliran menyimpang. Padahal semua Waliyulloh dasarnya adalah suprantural.
Lalu bagaimana pembedaran Ilmu Suprantural miturut Kaidah Islam?
Dalam hukum Syar'i..Allah telah menjadikan dasar Islam, bermula dari makna sholat dan penyaksian (Syahadatain) lalu dari keduanya Allah mewajibkan serta meringankan hukum bagi semua hambanya, yaitu, membayar zakat disetiap tahunnya, berpuasa wajib 1 bulan penuh (Ramadhan) dan berhaji bagi yang mampu. hukum-hukum Islam semacam ini disebut Syareat (dasar hukum bagi seluruh mahkluk yang berakal)
Adapun tingkatan seatasnya disebut dengan istilah Iman.
Yang di maksud Iman disini adalah menjaga hati dan tingkah laku dari segala perbuatan Syirik (tidak menerimakan segala ketentuan yang sudah menjadi bagian Qodlo wal Qodarnya Allah) Seperti contoh,,,Tidak menerimakan orang lain lebih kaya, orang lain mempunyai derajat tinggi dari dirinya, lebih agung , atau selalu berharap agar orang lain jatuh terpuruk,. Pemahaman-pemahaman semacam ini secara ilmu Tauhid disebut Syirik (menyekutukan Allah/tidak menerimakannya atas segala HAK yang sudah terserat dalam Lauh Mahfudz) atau secara Al Qur'an disebutkan: "Jangan memikirkan amalnya orang lain, pikirkanlah amalmu sendiri sehingga engkau bisa lebih mengenal dekat akan keagungan ilmu Allah". Secara tafsir ayat tadi dijelaskan sebagai berikut: "Orang-orang yang masih memikirkan amalnya orang lain, mereka akan mudah terserang penyakit hati, yaitu Ghibah (menjelekkan orang lain) Tajassus (ingin menjatuhkan orang lain) dan Namimah (meniti kelemahan orang lain supaya dijadikan bahan olok-olokkan) Sesungguhnya 3 penyakit ini akan di tolak sewaktu akan memasuki pintu surga. Seperti Ucapan Baginda Rosululloh: "Surga akan menolak para hamba yang masih mempunyai penyakit hati, yaitu Ghibah, Tajassus dan Namimah. Sesungguhnya golongan ini tempatnya neraka Jahannam"
Secara asma'. Maqom Iman disebut juga sebagai ahli Bathin Ula (awal) dan mereka bagian ahli Thorekoh (perjalanan menuju Allah) namun belum bisa merasakan nikmatnya keagungan ilmu Allah. Mereka masih tarap perjalanan dan bathinya masih labil sehingga Allah masih mengijabnya hingga mereka masuk golongan Solah. Dan secara Pandangan ahlul Sufi....."Orang yang masih bercokol dalam maqom Iman, mereka masih disebut SIFAT dan bukan digolongan maqom ILMU (WUJUD) dan mereka masih jauh dari maqom Ahsan, sesungguhnya maqom Iman bagian dari permulaan A'mal menuju derajat Sir Asror Uluhiyyah.
Tingkatan seatasnya disebut SOLAH......
Maqom Solah, secara pandangan ilmu Tauhid, disebut dengan Ana'budahu Illallah,,,,,,antara hamba dan Allah dalam bertawajjuh.
Maksud Bertawajjuh disni adalah? Hamba yang selalu melestarikan tarikul Syar'i ila Tasydidul Qolbi...(orang-orang yang menjauhi sifat duniawi dan lebih mengutamakan mendekatkan diri kepada Allah) Dalam perjalanannya,,Golongan ini lebih mengutamakan Idzharu Qolbin salim (selalu bermunajat dan penuh khidmat kepada Allah) sehingga melahirkan kedekatan asma' dan bathiniyyah yang kuat dan mewujudkan Ilmu Thobaqo Antobaq yang Hak, yaitu, antara Af'alnya Hamba dan Af'alnya Allah...(pembuktian nyata wujud ilmu yang berasal dari asma' yang kuat hingga melahirkan Supranatural bathin/pembuktian ilmu Allah)
Secara Karomah disebut Tahkikul Ilmi (wujud nyata ilmu) dan secara pandangan ahlil Abidin, disebut penguasaan Sir Asror (menguasai Islam secara Kamil/sempurna) secara pandangan bangsa Nabi, disebut Ilmu Suryani (Nabi Sulaiman AS) ilmu bangsa Ke Tuhanan. Dan secara pandangan ahli tauhid, disebut, Asma' bangsa Talaqqo (nyata)
Nah dari sini sudah jelas bahwa islam sangat luhur dan luas dalam bertransaksi ilmu dihadapan Allah, namun karena orang-orang bodoh yang boro-boro paham makna tauhid, apalagi maqomat, mereka asal bicara sesat atau Musyrik sehingga menjadikan kebodohan kian merambah di hati masyarakat Syar'i. Padahal diatas maqom Solah, masih ada Maqom lainnya yang lebih tinggi dan tidak masuk akal secara pandangan syareat, namun diburu kalangan ahli Siddikin dan Arifin, karena keagungan didalamnya yang penuh dengan pembuktian dan keluasan ilmu Allah....
Maqola Imam Ibnu Athoillah dalam kitanya HIKAM
"Orang-orang bodoh, mereka banyak bicara dan Protes. Sedangkan orang-orang Alim, mereka malah mengejarnya untuk bisa mendapatkan ilmu bangsa Sir Asror/supranatural...Itulah perbedaan yang mencolok antara Himar (anak keledai) dengan Darojat (orang yang mempunyai derajat)
Masya Allah...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar