Ditahun
2000 an,,,dua sahabat saling mengejar ketinggalannya masing-masing di salah
satu Pon-pes Salafiyyah di Jawa Tengah. Mereka berdua para pecinta ilmu agama
yang sangat tangguh dan tidak pernah mengenal kata lelah. Pada suatu hari si
Fulan, lebih dulu boyong (pulang kerumahnya) setelah lulus semester akhir.
Ditahun berikutnya para santri lain diundang dalam persepsi pernikahan si Fulan yang dinikahkan dengan gadis kaya asal Wonosobo....
Lima tahun berselang dari kehidupannya di pondok Pesantren,,,,Masyaikh Mbah Nur, berujar kepada seluruh santri,,bahwa barusan ada tamu yang mengabarkan, Fulan jatuh sakit dan kita diminta datang mendoakannya...Maka sore itu dipilihnya 4 santri dan Mbah Nur, sendiri, berangkat menuju kota Wonosobo. Setelah melihat keadaan si Fulan yang terbaring pucat dan tinggal menunggu waktu saja,,Mbah Nur dan ke 4 santrinya langsung membacakan ayat suci Al Qur'an sebagai bentuk munajat do'a dihadapan Allah SWT. Namun????..........Betapa kaget sang Kyai dan santrinya,,melihat si Fulan tiba-tiba tertawa terbahak bahak saat mendengar alunan Al Qur'an yang dibaca para santri....Maka seketika itu sang Kyai berujar; "Cukup! jangan lanjutkan bacaan Al Qur'anmu,,,ini ada yang tidak beres dengan diri si Fulan" maka semuanya pulang kembali ke (pon-pes)
Esok harinya semua santri dikejutkan oleh pengumuman di sebelah Timur Musholla Pondokan, yang mengatakan bahwa si Fulan meninggal dunia....Betapa terkejut seluruh santri yang ada, lebih-lebih Sodik, yang menjadi sahabaat karibnya dulu. Maka saat malam tiba, Sodik meminta ijin kepada sang guru untuk berkunjung ker makamnya si Fulan,,,,sang gurupun mengijinkannya....
Dengan berbekal keihlasan, Sodik langsung menuju tanah pekuburan si Fulan,,,,,Dua jam berselang,,,,,tiba-tiba tanah kuburan yang kini dipijaknya merekah dan ambruk ke bawah...betapa terkejutnya Sodik,,,sebab dengan mata telanjang ia melihat dengan jelas,,tubuh sang mayat secara perlahan muncul dari dasar bumi,,,,yah....itu bentuk wajah si Fulan.....
Entah kekuatan apa yang menjadikan Sodik berani menghadapi semuanya,,,bahkan setelah tahu keadaan temannya yang berwajah hancur lebuur,,,rasa iba mengalahkan segalannya....Lalu Sodik, bertanya pada temannya yang sudah beda alam...
"Wahai Fulan, mengapa saat kami membaca Al Qur'an,,,,engkau malah tertawa dan sangat menghina Allah SWT?" lalu Fulan menjawab..
"Demi Allah,,,sesungguhnya hatiku tertutup atas tingkah lakuku sendiri semasa hidup sehingga Allah, murka dan menjauhkanku dari sifat terpuji" Lalu Sodik bertanya kembali;
"Apa yang kamu dengar saat kami membaca Al Qur'an dihadapanmu?" Fulan menjawabnya"
"Saya hanya mendengar disekelilingku sedang memainkan leulucon ronggeng kunyuk (Pentas Kera kayak dijalan-jalan)"
"Lalu apa yang menjadikanmu tertutup dan di azab oleh Allah?" terang Sodik....
"Saya dulu paham atas hukum hukum Allah,,namun setelah nikah,,istriku bermain dengan pekerjaan Rentenir..pada saat itu saya sudah berkata padanya untuk beralih ke profesi lain,,,,namun kekayaan membuatnya aku kalah,,sehingga aku terjebak di dalamnya. Bahkan 17 Juz Al Qur'an yang sudah aku hafal, kini hilang berganti dengan tumpukkan uang duniawi. Disinilah keyakinanku hilang dan kalah atas sifat duniawi sehingga aku di takdirkan menjadi orang yang merugi?"
Disarikan oleh perjalanan Masyaikh Syareatu Khotam, sebagai bahan renungan untuk kita semua...Aminnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!!!!!
Ditahun berikutnya para santri lain diundang dalam persepsi pernikahan si Fulan yang dinikahkan dengan gadis kaya asal Wonosobo....
Lima tahun berselang dari kehidupannya di pondok Pesantren,,,,Masyaikh Mbah Nur, berujar kepada seluruh santri,,bahwa barusan ada tamu yang mengabarkan, Fulan jatuh sakit dan kita diminta datang mendoakannya...Maka sore itu dipilihnya 4 santri dan Mbah Nur, sendiri, berangkat menuju kota Wonosobo. Setelah melihat keadaan si Fulan yang terbaring pucat dan tinggal menunggu waktu saja,,Mbah Nur dan ke 4 santrinya langsung membacakan ayat suci Al Qur'an sebagai bentuk munajat do'a dihadapan Allah SWT. Namun????..........Betapa kaget sang Kyai dan santrinya,,melihat si Fulan tiba-tiba tertawa terbahak bahak saat mendengar alunan Al Qur'an yang dibaca para santri....Maka seketika itu sang Kyai berujar; "Cukup! jangan lanjutkan bacaan Al Qur'anmu,,,ini ada yang tidak beres dengan diri si Fulan" maka semuanya pulang kembali ke (pon-pes)
Esok harinya semua santri dikejutkan oleh pengumuman di sebelah Timur Musholla Pondokan, yang mengatakan bahwa si Fulan meninggal dunia....Betapa terkejut seluruh santri yang ada, lebih-lebih Sodik, yang menjadi sahabaat karibnya dulu. Maka saat malam tiba, Sodik meminta ijin kepada sang guru untuk berkunjung ker makamnya si Fulan,,,,sang gurupun mengijinkannya....
Dengan berbekal keihlasan, Sodik langsung menuju tanah pekuburan si Fulan,,,,,Dua jam berselang,,,,,tiba-tiba tanah kuburan yang kini dipijaknya merekah dan ambruk ke bawah...betapa terkejutnya Sodik,,,sebab dengan mata telanjang ia melihat dengan jelas,,tubuh sang mayat secara perlahan muncul dari dasar bumi,,,,yah....itu bentuk wajah si Fulan.....
Entah kekuatan apa yang menjadikan Sodik berani menghadapi semuanya,,,bahkan setelah tahu keadaan temannya yang berwajah hancur lebuur,,,rasa iba mengalahkan segalannya....Lalu Sodik, bertanya pada temannya yang sudah beda alam...
"Wahai Fulan, mengapa saat kami membaca Al Qur'an,,,,engkau malah tertawa dan sangat menghina Allah SWT?" lalu Fulan menjawab..
"Demi Allah,,,sesungguhnya hatiku tertutup atas tingkah lakuku sendiri semasa hidup sehingga Allah, murka dan menjauhkanku dari sifat terpuji" Lalu Sodik bertanya kembali;
"Apa yang kamu dengar saat kami membaca Al Qur'an dihadapanmu?" Fulan menjawabnya"
"Saya hanya mendengar disekelilingku sedang memainkan leulucon ronggeng kunyuk (Pentas Kera kayak dijalan-jalan)"
"Lalu apa yang menjadikanmu tertutup dan di azab oleh Allah?" terang Sodik....
"Saya dulu paham atas hukum hukum Allah,,namun setelah nikah,,istriku bermain dengan pekerjaan Rentenir..pada saat itu saya sudah berkata padanya untuk beralih ke profesi lain,,,,namun kekayaan membuatnya aku kalah,,sehingga aku terjebak di dalamnya. Bahkan 17 Juz Al Qur'an yang sudah aku hafal, kini hilang berganti dengan tumpukkan uang duniawi. Disinilah keyakinanku hilang dan kalah atas sifat duniawi sehingga aku di takdirkan menjadi orang yang merugi?"
Disarikan oleh perjalanan Masyaikh Syareatu Khotam, sebagai bahan renungan untuk kita semua...Aminnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!!!!!